Jelajah 4 Museum, Cara Seru Belajar Sejarah sambil Berpetualang

Menjadi salah satu dari ratusan peserta jelajah 4 museum yang dilaksanakan di Benteng Vredeburg pada hari Minggu, 24 September 2017 pukul 14.00-20.00 WIB kemarin, memberikan kesan tersendiri buat saya. Takjub dengan animo masyarakat terutama generasi muda terhadap acara ini adalah salah satunya.

Pamflet acara jelajah malam museum, doc : malamuseum

Betapa tidak, acara yang mengambil konsep triathlon race ini dipenuhi oleh wajah-wajah berseri, bersemangat dan antusias dari para peserta yang kebanyakan datang dari kalangan muda. Bahkan menurut keterangan panitia, ada 500 pendaftar yang berminat mengikuti acara ini, meskipun pada akhirnya banyak yang ditolak karena terbatasnya kuota.

Tentang Kegiatan Jelakah 4 Museum

Kegiatan jelajah 4 museum merupakan kerjasama antara komunitas malamuseum dengan Museum Benteng Vredeburg. Sebuah kegiatan yang dikemas dalam bentuk games interaktif dan petualangan ini dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berkunjung dan mencintai museum bahkan menjadikan museum sebagai sahabat, dengan sapaan khasnya "salam sahabat museum, museum di hatiku".

Tema jelajah malam museum kali ini adalah "Pahlawan Idolaku", dengan mengambil materi pembebasan Irian Barat. Sehingga nama kelompok yang dipakai adalah nama operasi militer yang digunakan pada saat itu. Adapun keempat museum yang akan dituju adalah Museum Benteng Vredeburg, Museum Sasmitaloka Panglima Besar Sudirman, Museum Dewantara Kirti Griya, dan Museum Perjuangan.

Agar lebih mengena, sebelum kegiatan berlangsung setiap peserta diberikan materi tentang pembebasan Irian Barat yang bisa dibaca dan dicermati. Dalam materi tersebut dijelaskan mengenai Trikora atau Tri Komando Rakyat sebagai langkah awal upaya pembebasan Irian Barat dan misi serta peran masing-masing operasi militer dalam keberhasilannya membebaskan Irian Barat. Sehingga dalam mengikuti kegiatan jelajah museum ini diharapkan para peserta lebih mengenal dan membawa semangat dari para pejuang Trikora dalam menjalankan misinya.

Dalam kegiatan jelajah museum kali ini, para peserta dibagi dalam 4 grup besar
yang terdiri dari :
GRUP I : Operasi banteng ketaton, yang terbagi dalam 3 kelompok yakni :

  1. Operasi Banteng Ketaton Mayor Udara Nayoan.
  2. Operasi Banteng Ketaton Letda Heru Santosa.
  3. Operasi Banteng Ketaton Letda Agus Hernoto.

GRUP 2 : Operasi Srigala, terbagi dalam 2 kelompok yakni :

  1. Operasi srigala Letnan Udara II Manuhua.
  2. Operasi Srigala Letda Heru Santosa.

GRUP 3 : Operasi Naga, terbagi dalam 3 kelompok, yakni :

  1. Operasi Naga Letda Soedarto.
  2. Operasi Naga Kapten Bambang Soepeno
  3. Operasi Naga Kapten Benny Moerdani

GRUP 4 : Operasi Jatayu, terdiri atas 3 kelompok yakni :

  1. Operasi Jatayu Kapt Psk Radix Sudarsono.
  2. Operasi Jatayu Mayor Untung.
  3. Operasi Jatayu Mayor Udara II B. Matitaputty.

Setiap kelompok terdiri dari 10 peserta, termasuk 1 orang yang dipilih menjadi komandan. Nantinya masing-masing peserta akan diberi peta jelajah yang berisi rute yang harus dilalui. Setiap rute, ditempuh dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang dengan jalan kaki, naik jeep, dan bersepeda. Selain itu diberikan juga atribut berupa kaos, topi, name tag, dan tas yang harus dikenakan selama berpetualang.

Fasilitas peserta, doc : Theresia Rani


Peta rute jelajah, doc : Pipiet Dhamayanti

Sebagai amunisi, peserta dibekali dengan air mineral dan uang-uangan yang bisa dibelanjakan kudapan dan makan malam di warung gerilya dan dapur umum yang disediakan di seputar Benteng Vrederburg.

Dalam rangka pelaksanaan jelajah museum ini, Museum Benteng Vredeburg memang ditata sedemikian rupa sehingga mencitrakan suasana perjuangan. Ada dapur umum, warung gerilya dan markas perjuangan. Para panitia yang bertugas juga mengenakan pakaian tempo dulu seperti yang biasa dikenakan pada masa perjuangan. Makanan yang terhidang juga makanan tradisional khas tempo dulu, seperti thiwul, lupis, dan gathot.
Logistik kudapan, doc : Pipiet Dhamayanti
Kegiatan jelajah museum diawali dengan registrasi ulang dan pembagian kelompok, yang dilanjutkan dengan acara seremoni berupa pengumuman dan aturan lomba dari panitia, serta pembukaan kegiatan yang ditandai dengan pemukulan kentongan oleh ibu Zaimul Azzah, M.Hum selaku kepala Museum Benteng Vredeburg.

Antrian Registrasi, doc : Pipiet Dhamayanti

Pembukaan acara oleh Kepala Museum Benteng Vredeburg, doc : pri

Pelaksanaan Kegiatan

Sekitar pukul 14.40 kami bersiap untuk berangkat. Dalam kegiatan jelajah 4 museum ini, saya tergabung dalam kelompok Operasi Naga Letda Soedarto bersama 9 kawan saya yang berbeda-beda latar belakang. Kebanyakan dari mereka masih muda-muda, dengan status mahasiswa. Meskipun ada juga yang sudah ibu-ibu seperti saya. Tapi semua memiliki satu kesamaan, berjiwa muda dan ceria.

Kami siap beraksi, doc : Amma

Misi pertama kami adalah menuju museum Sasmitaloka Panglima Besar jenderal Sudirman yang kami tempuh dengan berjalan kaki. Jaraknya lumayan juga, cuma karena kami tempuh berbarengan dan dengan rasa senang, rasa lelah tidak terasa.


Berjalan menuju post 1, doc : Pipiet Dhamayanti

Museum ini terletak di daerah Bintaran dan dulunya memang bekas tempat tinggal Jenderal Sudirman. Sesampainya di Museum Sasmitaloka Pangsar Sudirman, kami menemui panitia yang sudah menunggu di sana. Dan oleh panitia, kami diberi misi untuk menjawab berbagai pertanyaan yang jawabannya ada di dalam museum.

Di dalam museum ini, kita bisa melihat sejarah kehidupan seorang pemberani dengan nasionalisme dan semangat juang yang tinggi. Yang dengan keterbatasannya tetap tidak patah semangat terus memimpin pasukannya melawan belanda memimpin perang gerilya.

Segala hal tentang kehidupan Pangsar Sudirman ada di museum ini. Mulai dari masa kecil, silsilah keluarga, barang-barang pribadi, berbagai peristiwa yang beliau alami semua terdokumentasi rapi.

Selesai misi yang pertama, segera kami melanjutkan misi yang kedua. Menuju museum Benteng Vredeburg, masih dengan berjalan kaki. Berbondong-bondong kami segera kembali menyusuri jalan menuju titik keberangkatan kami tadi.

Melewati jalan yang lumayan ramai dengan aktifitas sore para warga membuat kami harus hati-hati terutama saat harus menyeberang jalan. Diselingi obrolan ringan, tidak terasa tempat yang dituju sudah mulai terlihat. Sesampainya di Museum Benteng Vredeburg kami melanjutkan misi yang kedua. Ada 2 tugas yang harus kami lakukan yakni membatik dan menjawab pertanyaan yang tentu saja jawabannya bisa kami jumpai di museum..

Sekilas tentang Museum Benteng Vredebug. Museum Benteng vredeburg yang terletak di Jl A. Yani ini, secara bangunan memang sudah terlihat menarik. Khas peninggalan kolonial. Mengelilingi sudut-sudut benteng sangat mengasyikkan, serasa terbawa kembali ke masa lampau. Bangunan dan halaman terawat rapi, pohon-pohon banyak dan rindang sangat pas buat duduk bersantai melepas kepenatan seusai berkeliling museum.
wefie dengan latar belakang Benteng Vredeburg, doc : amma

Dahulu, Benteng Vredeburg bernama Rustenberg yang dibangun untuk melindungi pejabat Belanda dari serangan prajurit keraton.  Kemudian diganti Vredeburg pada tahun 1760 setelah dipugar oleh Sultan Hamengku Buwono I. 

Banyak peristiwa penting yang terjadi di benteng ini, mulai disusunnya rencana untuk menjebak Pangeran Diponegoro yang menentang Belanda sampai digunakan untuk menahan tokoh-tokoh Jogja yang anti Belanda sebelum dibuang ke luar Pulau Jawa.

Saat ini Benteng Vredeburg difungsikan sebagai museum khusus Sejarah Perjuangan Nasional. Banyak diorama yang ditampilkan sebagai penggambaran perjuangan pada masa lalu yang cukup menarik untuk kita ketahui. 
Salah satunya terdapat koleksi gogok dan poci, sebagai saksi perjuangan di markas gerilya WA KSAD Zulkifli Lubis di rumah bapak Marito di dusun Srunggo Selopamioro Imogiri Bantul. Gogok adalah tempat untuk menyimpan candu yang diselundupkan untuk dijual dan uangnya digunakan untuk membiayai perjuangan pada saat itu. Sedangkan poci digunakan untuk minum.

Setelah menjalankan misi yang kedua, kami beristirahat untuk sholat dan menikmati kudapan kedua. Semangkok wedang ronde ditemani kacang dan singkong rebus serta sepotong mendoan hangat lumayan bisa mengusir lelah yang mulai terasa.
Kurang lebih selama 30 menit kami istirahat. Untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju post selanjutnya.

Museum ketiga yang kami kunjungi adalah Museum Perjuangan yang ada di Jl Kol Sugiyono. Berbeda dengan post pertama dan kedua yang kami tempuh dengan berjalan kaki, kali ini kami ke sana dengan mengendarai jeep..yeayy..
Ini adalah pengalaman pertama saya naik jeep army. Seru sih...rame-rame membelah malam naik jeep. Tapi jujur saya agak kesulitan ketika naik dan turun mobil. Postur saya yang mungil yang jadi penyebab utamanya...
Jeep army yang kami naiki, doc : Pipiet Dhamayanti

Sampai di Museum Perjuangan. Bangunan Museum ini unik, perpaduan roma dan jawa. Berbentuk bulat dengan dilengkapi relief dan patung-patung kepala tokoh-tokoh pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Panglima Polim, dll. Diresmikan pada tahun 1961, oleh Sri Paduka Pakualam VIII untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan mengenang  setengah abad masa kebangkitan nasional. Koleksi yang disimpan adalah barang-barang antara tahun 1908 -1940an.
Di post tiga ini, kami diberikan tugas untuk menyanyikan lagu nasional yang telah ditentukan panitia, selain juga harus menjawab pertanyaan seputar sejarah yang jawabannya ada di dalam museum.
Selesai melaksanakan misi yang kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, kami bergegas menuju post terakhir yakni Museum Dewantara Kirti Griya dengan masih mengendarai jeep.

Museum Dewantara Kirti Griya sesuai namanya, adalah museum untuk mengenang tokoh pejuang pendidikan Ki Hajar Dewantara. Museum ini terletak di Jl Tamansiswo, menjadi satu dengan kompleks sekolah Taman Siswo. Segala barang pribadi, buku-buku, foto-foto Ki Hajar Dewantara dan segala aktivitasnya terdapat di museum ini.
Misi yang harus kami selesaikan di sini adalah menjawab seputar aktifitas yang pernah dilakukan Ki Hajar dewantara dan sedikit mengenai silsilah keluarganya.

Sepuluh menit waktu yang kami perlukan untuk menyelesaikan misi, dan tiba waktu bagi kami untuk kembali ke Benteng Vredeburg dengan bersepeda...puluhan sepeda kumbang sudah tampak berjajar rapi siap untuk dikendarai. Namun sebelumnya kami diminta untuk mencoba dulu. Sepertinya mudah..tapi ternyata susah..dan akhirnya karena alasan demi lancarnya perjalanan kembali ke Benteng Vredeburg, saya memilih untuk bonceng saja..hihi..

Di Benteng Vredeburg, sudah banyak teman-teman yang kumpul. Saatnya kami melepas penat sambil menikmati kudapan dan makan malam dengan ditemani hiburan musik keroncong dari Sorlem, sambil menunggu pengumuman pemenang kegiatan jelajah 4 museum ini.
Hiburan musik keroncong (doc.pri)

Kurang lebih setengah jam kemudian ditengah kami sedang menikmati makan malam, pemenang lomba diumumkan. Dan kelompok kami belum menjadi juara...hihi.. 

Dua kelompok yang menjadi juara 2 dan 3 kebetulan satu grup dengan kami di grup Naga. Kalau boleh kami berintrospeksi, dibanding dengan kami, dua kelompok yang menjadi juara tersebut lebih bersemangat dan lebih siap ketika menyanyikan yel-yel mereka. Dan mungkin salah satu yang menjadi kekhilafan kami juga adalah salah satu dari rekan kami tidak sengaja sempat googling untuk memastikan lagu Indonesia Merdeka yang harus kami nyanyikan sewaktu kami berada di post 3, itu lagunya seperti apa. Padahal googling jelas dilarang..hehe.. Sedangkan juara 1 diraih oleh kelompok operasi Jatayu Letnan Udara II B. Matitaputty. Ketiga kelompok yang beruntung memperoleh hadiah berupa piagam, voucher makan, dan uang pembinaan. Lumayan kan ?

Oh ya, meskipun kami tidak juara, kami tetap senang dan bersemangat lho, apalagi kami memperoleh pengalaman baru dan seru yang benar-benar mengesankan...dan bagi saya pribadi ini adalah sebuah previlage yang saya dapatkan sebagai relawan GenPi Jogja.

Dengan adanya kegiatan ini, saya yakin masyarakat banyak yang akan tertarik untuk mengikuti, karena cocok untuk ajang refreshing dan gathering.

Memang sih, kegiatan jelajah malam ini tidak bisa mengeksplore secara maksimal museum-museum yang kami kunjungi, tapi paling tidak kegiatan ini membuka wawasan bahwa banyak hal menarik yang bisa kami jumpai di museum. Dan berkunjung ke museum itu bukan merupakan hal yang kekunoan, tapi justru kekinian. Kalian-kalian yang haus ilmu dan ingin belajar sejarah masa lalu, yuk rame-rame datang ke museum...

Oh ya, bagi yang berminat menjadi peserta jelajah malam museum berikut saya berikan  tips agar enjoy mengikutinya :

  1. Pastikan tubuh dalam kondisi bugar, cukup makan dan minum.
  2. Kenakan sepatu yang nyaman.
  3. Bagi perempuan, disarankan memakai celana panjang.
  4. Bawa kebutuhan pribadi seperti obat-obatan maupun perbekalan seperti perlengkapan ibadah, camilan, tissue basah, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
  5. Mengikuti kegiatan karena keinginan, bukan karena paksaan..:)

Minat juga ikut acara ini? Silakan follow akun ig malamuseum dan ig Museum Benteng Vredeburg. untuk informasi lebih lanjut. 

#Salamsahabatmuseum,museum dihatiku#
#genpijogja#
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

2 komentar

  1. Ternyata bukan cuma aku yang susah naik turun jeep. Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi..nasib bertubuh mungil mbak...mksh ya...sdh mampir..:)

      Hapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter