Belajar Food Photography Bareng Chef Hari di Bakpia Wong Jogja


Sebagai seorang blogger,  saya sangat paham kekurangan  saya.  Yakni kurang bisa meng-capture momen lewat jepretan kamera yang dapat memperkuat jalinan cerita. Padahal gambar atau foto sangat besar perannya dalam menarik perhatian pembaca agar mau sampai tuntas membaca tulisan kita.

Saat sedang mengulas tentang sebuah tempat makan yang memiliki menu unggulan yang ingin direkomendasikan, tidak mungkin narasi akan menjadi menarik tanpa dukungan gambar atau foto-foto yang ciamik.  Oleh karenanya mau tidak mau pengetahuan bagaimana cara menangkap gambar lewat kamera agar hasilnya prima harus saya pelajari juga.

Dan sepertinya semesta mendukung keinginan saya. Lewat undangan workshop food photography sekaligus buka bersama di hari Senin tanggal 31 Mei 2018 lalu,  saya berkesempatan untuk mengunduh ilmu tentang food Photograpy bersama Harisatu Zakaria seorang chef yang memiliki ketertarikan dan keahlian di bidang food styling dan food photograpy.

Kegiatan yang disponsori oleh Bakpia Wong Jogja ini merupakan salah satu acara dalam rangkaian kegiatan BW Food Festival yang dilaksanakan dari tanggal 31 Mei sampai dengan 3 Juni 2018. 

Gerai Bakpia dan Batik Wong Jogja (doc.pri)

BW Food Festival adalah sebuah acara yang diadakan untuk lebih mendekatkan dan memperkenalkan Bakpia dan Batik Wong Jogja kepada masyarakat melalui aneka kegiatan. Diantaranya workshop food photography dan workshop shibori. Selain itu ada pula parade food truck yang menjual aneka makanan dan minuman kekinian yang bisa menjadi pilihan untuk ngabuburit bersama. 

Tentang Workshop Food Photography

Senin, 31 Mei 2018 pukul 15.30 WIB saya sudah berada di Bakpia wong Jogja bersama teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Blogger Jogja.  Ada sekitar 30 peserta yang akan mengikuti materi workshop ini.  Dan mereka terlihat antusias sekali.  Sambil menunggu acara dimulai, saya dan beberapa teman menyempatkan diri melihat-lihat lokasi.

Sepintas terlihat penataan ruang di gerai ini sangat rapi.  Banyak spot-spot foto yang disediakan untuk pengunjung.  Lahan parkirnya pun luas,  sehingga mampu menampung kendaraan tamu dengan jumlah yang banyak.  Nanti deh,  setelah mengikuti workshop fotografi,  saya akan mengeksplor tempat ini.

Sebagian peserta workshop (doc pri) 

Setelah melakukan presensi,  tidak berapa lama kemudian acara dimulai. Chef Hari mulai memperkenalkan diri. Dia bercerita latar belakang ketertarikannya di bidang fotografi,  yang memang sudah ada sejak remaja.  Bahkan selepas SMA tadinya Chef Hari ingin masuk ke jurusan Desain Komunikasi Visual,  tetapi karena anjuran orang tua akhirnya masuk ke jurusan Teknik Boga UNY. 

Chef Hari memulai acara (doc pri)
 
Meskipun demikian, Chef Hari tetap bisa melanjutkan passionnya di bidang fotografi, dengan mengambil spesialisasi di bidang food photography. Bahkan food photograpy merupakan kombinasi dari semua hobi Chef Hari,  yakni hobi makan dan fotografi. "Memang benar,  menuruti kehendak orang tua itu banyak hikmahnya," tutur Chef Hari.

Dalam pemaparannya Chef Hari menyampaikan,  fotografi adalah seni melukis cahaya. Kemampuan kita dalam menentukan arah cahaya menjadi faktor penentu bagus tidaknya foto yang kita hasilkan.

Materi workshop (sumber : chef Hari) 
Chef Hari juga menyampaikan peralatan atau equipment dasar yang kita harus punya untuk bisa mengambil gambar yang bagus, diantaranya adalah kamera,  tripod,  lighting,  reflektor,  diffuser,  dan lensa.

Materi workshop (sumber : chef Hari)
 
Dan foto makanan yang bagus merupakan hasil kerjasama dari fotografer dan food stylist.  Percuma foto bagus kalau penataan makanannya tidak cantik.

Hal penting yang harus kita lakukan sebelum melakukan pengambilan foto makanan adalah kita harus paham terlebih dahulu tentang makanan yang akan kita ambil gambarnya.

Materi workshop (sumber : chef Hari) 

Sehingga kita harus mau mempelajarinya, agar kita bisa menentukan konsep, background,  format,  angle, dan pattern yang tepat untuk makanan yang akan kita ambil gambarnya.

Materi workshop (sumber : chef Hari) 

Materi workshop (sumber : Chef Hari)

Termasuk juga objek apa yang akan ditonjolkan, warna, maupun kombinasi dari penataan, pemilihan garnish yang kita gunakan, condiment,  dan property yang kita pakai, semua hanya bisa pas kalau kita terlebih dahulu mempelajari seluk-beluk makanan yang akan kita foto. 

Materi workshop (sumber : Chef Hari) 

Materi workshop (sumber : Chef Hari) 

Banyak sekali ilmu yang diberikan Chef Hari,  yang akan terlalu panjang jika diceritakan di blog ini. Namun ada satu kata kunci yang harus digarisbawahi, dalam food photography keberhasilan kita dalam mengambil gambar dapat dilihat dari berhasil tidaknya foto makanan itu membangkitkan selera makan dari orang yang melihatnya.

Chef Hari memberi contoh menata objek dan properti lain untuk difoto (doc pri) 

Dalam kegiatan ini,  selain teori kami juga melakukan praktik membuat foto dengan objek Bakpia Wong Jogja. Masing-masing kami berusaha menghasilkan karya terbaik yang kami bisa. Dengan berusaha menerapkan ilmu yang diberikan Chef Hari. Dan ini hasil foto jepretan saya,  masih jauh dari sempurna sih, tapi sepertinya lebih bagus dari biasanya 😁😁.

Bakpia Wong Jogja varian reguler (doc pri)

Sesaat jelang berbuka,  workshop food photograpy ini diakhiri dengan gembira, dan kamipun mulai buka puasa.

Tentang Bakpia Wong Jogja

Selain sebagai objek foto,  Bakpia Wong Jogja menarik minat saya untuk mengetahui lebih lanjut tentangnya.  Apalagi saya ini penyuka bakpia,  kue khas Jogja yang sejarah kehadirannya sarat makna. Wujud keberhasilan proses akulturasi yang patut dihargai.  Makanan yang dulunya berasal dari Tionghoa yang telah mengalami penyesuaian rasa sehingga akhirnya justru diakui sebagai makanan khas Jogja.

Ternyata Bakpia Wong Jogja erat kaitannya dengan artis ternama.  Adalah Baim Wong yang ikut meramaikan khasanah kuliner Jogja dengan membawa produk bakpia.  Berbeda dengan artis-artis lainnya yang kebanyakan membawa produk cake kekinian,  Baim Wong tetap konsisten dengan produk bakpia yang memang menjadi ciri khasnya Jogja.

Berfoto bareng maskot bakpia dan batik Wong Jogja
Setelah adzan Magrib berkumandang,  saya berkesempatan mencicipi Bakpia Wong Jogja untuk berbuka. Bakpia ini ada 2 varian, yakni reguler dan premium.  Yang reguler memiliki bentuk seperti bakpia pada umumnya, berkulit tipis dengan aneka isian.  Ada keju,  kacang hijau,  kumbu hitam, susu, dan coklat. Saya berkesempatan mencicipi yang bakpia keju, susu, dan kumbu hitam.  Dari ketiga rasa yang saya coba,  saya paling suka rasa kumbu dan keju.

Bakpia reguler dan bakpia premium (doc. Pri) 

Bakpia Wong Jogja memiliki kulit yang tipis dengan isian yang legit. Jika dibandingkan dengan bakpia dari produsen lain yang pernah saya coba,  cita rasa Bakpia Wong Jogja satu tingkat di atasnya. Rasa kejunya lebih terasa,  kumbu hitamnya juga lebih legit dengan campuran rasa manis dan gurih yang pas.

Sedangkan yang premium memiliki penampakan yang berbeda, berbentuk seperti bunga mawar dengan kulit berwarna coklat.  Dengan 2 pilihan rasa yang bisa dipilih yakni choco almond dan choco hazelnut. Saya mencoba yang choco almond.  Rasa coklatnya mantab bercampur dengan gurihnya almond. Kulitnya lebih tebal dengan rasa yang ngeprul, mirip seperti kulit pastry. Gambaran bakpia kekinian yang cantik untuk hantaran.

Outlet Bakpia Wong Jogja ini ternyata menjadi satu dengan gerai batik dengan merk yang sama,  Wong Jogja.  Tampaknya Baim Wong benar-benar ingin mengangkat oleh-oleh khas Jogja dalam bisnisnya, yakni batik dan bakpia. 

Outlet Bakpia Wong Jogja (doc pri) 

Outlet batik Wong Jogja (doc pri) 
Menempati area yang cukup luas dan letak yang strategis, outlet Bakpia dan Batik Wong Jogja layak untuk menjadi rujukan para wisatawan yang ingin belanja buah tangan. Harga yang dipatok pun tidak mahal. Satu box bakpia reguler isi 15 diberi harga Rp. 45.000,00. Sedangkan untuk varian premium satu box isi 15 dibandrol dengan harga  Rp. 65.000,00.

Sudut unik yang bagus untuk berfoto (doc. Agustina)
 
Bakpia Wong Jogja juga memiliki fasilitas mushola dan kamar mandi yang memadai. Ada pula food court dengan aneka menu yang bisa dinikmati pengunjung yang ingin berlama-lama menikmati suasana. Teman-teman tertarik juga? Silakan datang ke outletnya yang terletak di Jl. H. O. S Cokroaminoto no 149 Yogyakarta. Atau bisa kepoin dulu instagramnya di bakpiawongjogja. Bakpia Wong Jogja, #enakeoraisolali.. 

Salam... 
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

26 komentar

  1. Tetap mengangkat kuliner lokal ya, bakpia Wong Jogja. Duh penasaran yang rasa kumbu hitam ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb.. Benar-benar mengangkat makananan khas Jogja. Enak banget yang kumbu hitam, ini rasa original selain yang kacang ijo. Kalau yang lain itu sudah pengembangan rasa.. Mksh mb, sdh mampir..

      Hapus
  2. Salfok sama bakpianya mbk haha. Aku jg pengen blajar motret mbk, tp g ada workshop ky gni hehe. Btw makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. Maknyus ini bakpianya.. Hihi.. Mksh sdh mampir.. 😍

      Hapus
  3. Hahahhahah seru banget ya mbak. Aku juga newbie kok mbak dalam urusan food phogography, selama ini cuma kira2 aja kalau motret. Kwkkwkw ternyata kalau mau serius printilannya banyak jugaa, wihiyyyyy.berkunjung juga ke http://ceritamakvee.blogspot.com ya mbakk ehhehehe tetep promo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Newbe tapi sering juarak... 😂😂 tularin dong.. Hihi.. Siap.. Meluncur... 👍👍

      Hapus
  4. Asyik yak tmpat workshopnya. Pematerinya jg okehhh. Makasih loh mbk udh dishare in ilmunya. Btw fotonya cakep.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jadi terharu dibilang bagus.. Hihi.. Iya, ini tempatnya enak.. Bisa belanja aneka makanan juga. Soalnya di gerainya tidak cuma nyedian bakpia tapi ada coklat dan aneka cemilan dari umkm lainnya.. Mksh sdh mampir... 😄

      Hapus
  5. Aku klo ambil foto juga seringnya nggak fokus. Blm pernah bljr secara khusus juga si mba.. tp klo sering liat foto2 bagus di IG..itu koyone juga membantu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo yo mb.. Kyne nganggo feeling juga.. 😂😂

      Hapus
  6. Materinya cucok banget buat temen2 yang sedang merintis karir sebagai food blogger hihihi. Bakpianya juga enaaaaaaaak. Saya pribadi suka bakpia kejunya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi.. Iya.. Cuma bikin pening kepala untuk yang awam seperti saya.. Wah.. Toss saya juga suka yang keju.. Yang kumbu juga.. Hihi.. Mksh sudah mampir... 😍😍

      Hapus
  7. Wah, aku enggak mudheng blas materinya. Gingsul chef nya saja yang kupahami hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk.. Wah..tempat dudukku jauh dr tempat chef berdiri.. Jd ga terdeteksi olehku gingsulnya.. 😂😂

      Hapus
  8. Nggak ngicipi yg keju, bawa pulang yg kumbu. Workshopnya kurang prakteknya, ya. Jadi aku kurang paham.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... Waktunya kurang lama.. Mksh mb.. Sdh mampir.. 😄

      Hapus
  9. Wahhh seru banget ya mbak acaranya, sejauh ini aku suka jeprat-jepret produk tapi ga bisa sama sekali foto makanan, hahahaha

    Meta,
    www.ursula-meta.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi.. Aku juga mb... Sering ngawurnya... 😂😂 makanya beruntung bgt bisa ikut event ini. Mksh sudah mampir... 😍

      Hapus
  10. Widihhh keren mbak sapti, lengkap lho tulisannya, bikin pengen workshop sama chef haris lagi ehh

    BalasHapus
  11. Samaa mb, aku juga paling suka bakpianya yang rasa kumbu hitam. Enakk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul... Legit-legit gmn gitu... Pokoknya #enakeoraisolali... 👍👍

      Hapus
  12. wah seru kayaknya ya.. sayang kemarin ga bisa ikutan, padahal banyak elmunya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. Sayang mb.. Hilang dua kesempatan.. Hihi.. Dapat ilmu yang keren, dan menyicipi bakpia wong jogja yang enaknya sampai ke hati... 😂😂

      Hapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter