Menguak Sejarah Orang Kalang di Kotagede

Membahas tentang sejarah kota Jogja, tentu tidak bisa lepas dari keberadaan Kotagede. Sebuah kota yang menjadi cikal bakal dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Sejarah-orang-kalang-kota-gede
Rumah milik BH Noerijah (doc. pri)
Kotagede memang berbeda. Awal pertama saya mengunjunginya adalah ketika sebuah komunitas sejarah mengadakan acara bertajuk Jejak Peradaban Mataram Islam yang diselenggarakan di tahun 2017 lalu.  

Titik awal dari kegiatan jejak peradaban mataram Islam ini dilaksanakan di Kotagede. Karena Kotagede merupakan tempat awal didirikannya kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati.

Kemudian dalam perkembangannya, kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Sehingga Kotagede ini semacam tanah leluhur dari kedua kerajaan tersebut. 

Jatuh hati,  itulah ungkapan pas buat saya tatkala mengunjungi Kotagede. Saya terpikat dengan atmosfer unik yang dipancarkan tempat ini. 

Tidak cukup sekali untuk bisa menuntaskan rasa penasaran akan sejarah panjang kota ini. Sebagai kota tertua, Kotagede memang menyimpan sejuta cerita dan pesona yang tidak ada habisnya. 

Kota yang saat pertama kali saya ke sana langsung menimbulkan sebuah tanya, mengapa di Kotagede ini banyak terdapat makamnya. Mungkin keberadaan kota ini sebagai kota tertua adalah jawabannya. 

Namun masih ada satu hal lagi yang membuat saya penasaran. Yakni mengenai orang kalang. Karena di Kotagede masih terlihat jelas jejak orang Kalang, berupa bangunan-bangunan megah ala eropa yang ditinggalkannya. 

Rasa penasaran saya terhadap orang kalang bermula ketika saya secara tidak sengaja menemukan sebuah artikel yang bercerita tentang sebuah rumah di bilangan Kotagede yang terlihat super mewah milik BH Noerijah. BH Noerijah ini merupakan keturunan orang kalang.

Dalam tulisan tersebut digambarkan betapa mewahnya rumah itu. Dengan ubin berkualitas tinggi bermotif unik. 

Sejarah-orang-kalang-kota-gede
Bagian atap rumah BH Noerijah (doc.pri)
Ketika saya berusaha mencari informasi lain tentang orang kalang, tidak banyak sumber yang bisa saya temukan. Malah ada sebuah artikel yang mengatakan orang kalang ini adalah makhluk jadi-jadian yang memiliki ekor pendek.

Menurut artikel tersebut, asal-usul orang kalang konon berasal dari perkawinan seekor kera dengan seorang bidadari. Sehingga keberadaannya dijauhi (dihalangi/kalang).

Penasaran dengan cerita tentang asal-usul orang kalang itulah kemudian yang melatarbelakangi saya mengikuti sebuah acara blusukan yang diadakan oleh sebuah komunitas sejarah bernama komunitas Kandang Kebo yang salah satu agendanya mengunjungi omah (rumah) kalang.  

Dalam kegiatan tersebut saya memperoleh informasi bahwa sejarah orang Kalang berawal ketika Sultan Agung ingin menghias istana yang dibangunnya dengan pahatan dan ukiran. Maka dipanggilah Joko Sasono dari Bali yang memang ahli membuat hiasan berupa ukiran ini. 

Sejarah-orang-kalang-kota-gede
Bagian tengah rumah BH Noerijah (doc.pri)
Singkat cerita, terjadi kisah asmara antara Putri Ambar Lurung adik kandung dari Sultan Agung dengan Joko Sasono. Hal ini menimbulkan amarah dari Sultan Agung, karena perbedaan kasta dari keduanya.

Sehingga akhirnya keduanya kawin lari,  dan terusir dari Kotagede. Sejak itulah julukan orang Kalang (orang yang dihalangi/dikucilkan) melekat untuk anak keturunan Joko Sasono dan Putri Ambar Lurung.

Selanjutnya, anak keturunan Joko Sasono dan Ambar Lurung ini menyebar ke berbagai wilayah di Jawa Tengah, termasuk Gombong. Yang dari Gombong ini kemudian kembali ke Kotagede dan membuat sejarah baru di sana. 

Adalah Ki Mertowongso orang Kalang pertama yang menjejakkan kakinya di Kotagede. Tempat asal dari leluhurnya Joko Sasono dan Dewi Ambar Lurung. 

Ki Mertowongso datang ke Kotagede dalam rangka mengembangkan usahanya, yakni usaha pegadaian. Usaha ini semakin besar di bawah pengelolaan keturunan berikutnya yakni Ki Prawiro Suwarno. 

Melihat perkembangan usaha Prawiro Suwarno yang semakin besar,  pemerintah Hindia Belanda merasa tidak suka. Kemudian membuat aturan yang membuat bisnis pegadaian orang kalang ini hancur. 

Bagian depan rumah BH Noerijah (doc.pri)
Ki Prawiro Suwarno yang mengalami kebangkrutan akhirnya ganti usaha dengan berjualan sayuran. Kegigihannya dalam menjalankan usaha menarik hati seorang Belanda dan kemudian memberinya modal untuk menjalankan usaha dagang intan berlian. 

Ki Prawiro Suwarno mampu menunjukkan kemampuan bisnisnya. Tidak lama dia pun akhirnya menjadi raja berlian yang terkenal sampai Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Ki Prawiro Suwarno sebagai orang terkaya di Kotagede.  

Pada saat itu orang biasa memanggilnya dengan sebutan Bekel Tembong. Sebagai orang terkaya, Bekel Tembong ini punya pengaruh yang luar biasa. Bahkan memiliki kedekatan dengan kalangan keraton dan pernah membantu keuangan istana juga. 

Kekayaan yang dimilikinya tidak terhitung jumlahnya. Semua disimpan di lemari besi yang tebal. Bahkan ada cerita yang mengatakan terdapat hiasan di salah satu rumahnya yang berbentuk setandan pisang dan terbuat dari emas. 

Karena kekayaannya inilah rumah-rumah yang dibangunnya memiliki arsitektur perpaduan Eropa dan Jawa. Arsitektur ini dipilih seolah untuk menegaskan, meskipun orang kalang dari Jawa, tapi kastanya sekelas dengan orang Eropa. 

Inisial nama di pintu rumah (doc.pri)
Bekas peninggalannya berupa omah kalang masih ada sampai sekarang, dan bisa kita lihat di Jl.  Tegal Gendu berjajar dari Anshor Silver ke barat hingga radio MBS. 

Kejayaan orang Kalang di Kotagede waktu itu terhenti akibat adanya aksi penjarahan akibat kesenjangan ekonomi antara orang Kalang dan penduduk asli. Akibatnya Prawiro Suwarno dan anak keturunannya melarikan diri,  dan nasibnya kemudian pun tidak pasti.  

Saat ini,  semua rumah kalang sudah berpindah tangan, seperti Anshor Silver maupun Ndalem Natan. Tapi ada satu  yang dibeli oleh dinas kebudayaan, dan menjadi museum Kalang Kotagede. 

Yakni rumah milik BH Noerijah, putri dari Prawiro Suwarno.  Di sini kita bisa melihat dari dekat betapa mewahnya rumah orang kalang waktu itu. 

Bangunan anshor silver juga merupakan omah kalang
Terdapat ukiran pada pintu dan patri kaca warna-warni. Hal ini cukup menjadi bukti hidup mereka saat itu bergelimang harta dan kemewahan. 

Terdapat juga semacam tangga menuju ruang bawah tanah yang menurut informasi menghubungkan antara rumah BH Noerijah dengan rumah milik ayahya. 

Saat ini,  keturunan orang kalang masih ada, meskipun tidak lagi tinggal di Kotagede. Kebanyakan dari mereka memiliki usaha. Bahkan kabarnya salah satu hotel besar di Jogja  pemiliknya adalah keturunan orang kalang. 

Anda tertarik juga untuk melihat dari dekat rumah peninggalan orang kalang?  Silakan datang ke Kotagede. Rumah-rumah besar bergaya eropa itu adalah bukti keberadaan orang kalang di sana. 

Bahwa pernah ada Prawiro Suwarno raja berlian di Asia Tenggara, sebagai bagian dari sejarah Kotagede di masa kolonial.
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

52 komentar

  1. İnteresting places 😊 thanks for your sharing 😊

    BalasHapus
  2. Cerita ini mengingatkan saya pada masa masa SD pas lagi karya wisata xixixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya, pernah dapat cerita ini ya? Saya malah belum lama tahunya...he3..

      Hapus
  3. Mau donk ke Kotagede moga-moga ada rezeki waktu dan kesempatan ke Jogja.. dah lama gak ke Jogja jadi kangen

    BalasHapus
  4. Saya baru tahu cerita tentang orang kalang ini, padahal dulu sempat tinggal 5 tahun di Jogja.

    BalasHapus
  5. Whuaaaa.. Cerita bak di dongeng2 yak perkawinan seekor kera dengan seorang bidadari, oh jadi begitu asal mulanya Orang Kalang.
    Aku sering mampir Kotagede kalo pas ke Jogja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu jelas hanya dongeng karangan..yang benar mereka itu manusia kok. Sepertinya kisah itu semacam olok-olok saja

      Hapus
  6. Wah aku baru dengar ini cerita orang Kalang. Mesakke juga ya beliau ini, susah-susah bangun pegadaian, dibenci Belanda. Giliran bisnis intan berlian, dibenci tetangganya sendiri.

    Seandainya waktu itu, hubungan beliau sama penduduk sekitar baik (suka menolong masyarakat yg kesusahan, misalnya), mungkinkeberadaan orang Kalang bisa kita ketahui ya.

    Tapi dasarnya memang keturunan enterprenuer, di manapun bisa jadi aja usahanya berkembang biak. MasyaAllah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya mereka juga suka bagi-bagi uang, tapi mungkin karena memang kesenjangan yang terjadi terlalu besar. Jadi banyak yang iri..

      Hapus
  7. Ya tertarik banget deh masuk ke rumah rumah tradisional atau rumah kuno ini.. kayak masuk ke jaman dulu gitu - back to the past

    BalasHapus
  8. Aku suka belajar sejarah kaya gini. Cuma masih agak ragu sih soal pernikahan kera dengan bidadari itu. Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau itu jelas ga bener...semacam olok-olok saja..karena mereka kemampuan bisnis yang lebih dan kaya, orang-orang terus bikin cerita seolah mereka bukan manusia biasa

      Hapus
  9. Berarti rumah-rumah orang Kalang yang bergaya Eropa ini masih terjaga dengan baik ya, Mbak? Apakah dibuka untuk wisatawan yang datang?
    Baru tahu sejarahnya saya..menarik sekali ini:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih mb...beberapa sudah mnj milik pribadi, tapi dipakai buat usaha kok. Ada yang untuk resto, toko perak, bahkan ada yang jadi home stay juga. Cuma satu yang akhirnya dibeli dinas kebudayaan dan menjadi museum kalang kotagede

      Hapus
  10. kisahnya sedih ya. berawal dr kisah cinta yg ditentang sampai akhirnya anak turunnya sukses, eh ada penjarahan. darah pengusaha mengalir, akhirnya yg merantau jd banyak yg sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, karena kesenjangan sosial dan awal masuknya Belanda juga. Jadi kondisi keamanan tidak menentu.

      Hapus
  11. Kilas balik legendanya aku pernah denger tapi kurang tau pasti banget dimana asal dari orang Kalang. Oh ternyata Kota Gede ya?
    Aku juga suka berkunjung dan menelusuri sejarah/sisa peradaban bareng komunitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang kalang tu kebanyakan menyebar ke jawa tengah..iya, seru ya ngikuti jejak masa lalu itu

      Hapus
  12. Jadi asl usul orang Kalang ini adalah keturunan Joko Sasono dan Putri Ambar Lurung, ya? Bukan keturunan kera dan bidadari gitu? Kebayang ya itu kekayaannya kalau ga sampai dijarah bakal sebanyak apa. Tujuh turunan pun bakal bersisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mereka manusia juga. Cerita itu semacam olok-olok mgkn ya. Karena dulu mereka memang tertutup, hanya menikah dengan sesama orang kalang. Karena takut hartanya jatuh ke tangan orang lain

      Hapus
  13. Sata turunan gombong, apa turunan kalang jg ya? Selalu suka baca sejarah, jadi pengen ke kotagede lihat langsung jejak sejarahnya

    BalasHapus
  14. Cerita gini dulu waktu kecil saya suka denger, hehe. Banyak ya sejarah - sejarah kalau memang mau dikuak.

    BalasHapus
  15. Duuuh pengen banget ikut acara seperti ini. Menambah wawasan sejarah dan pengetahuan akan peradaban masa silam.

    BalasHapus
  16. Jalan jalan sekaligus nambah wawasan sejarah terkait Kota gede ya mbak
    Aku belum pernah ke Yogyakarta hiks
    Pengen dah kalau ke sana mampir ke sini juga mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk mb..ke sini .kotagede itu kota tertua di Jogja.

      Hapus
  17. Sempat dengar sih mba tentang keturunan orang kalang ternyata masih ada, meskipun tidak lagi tinggal di Kotagede mau lah sesekali explore lihat dr dekat

    BalasHapus
    Balasan
    1. keturunan orang kalang masih banyak sekali mba, saya salah satu cicit BH. Noerijah :)

      Hapus
    2. Wah, senang sekali mbak Mira sudah mampir blog saya..salam kenal...

      Hapus
  18. Radio MBS, duh udah berapa lama nggak denger nama radio ini, hehe. Pernah sekali ke Anshor Silver, tapi waktu itu memang cuma ngantar tamu asing yang pengin ke sana, jadi gak sempat mampir ke bekas peninggalan Omah Kalang. Ternyata cerita sejarahnya menarik juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anshor silver itu juga rumah kalang juga, tapi sudah dibeli pihak lain..

      Hapus
  19. Ceritanya sangat seru banget ya ada acara di kotagede ini.. Aku belom pernah ke kotagede

    BalasHapus
  20. Orang Kalang itu apa ya mba? I saw all those tinted glasses yang memang khas bangunan di Eropa. Interesting history

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekelompok orang yang pernah menjadi orang terkaya di kotagede mb..

      Hapus
  21. Ternyata begitu toh sejarah orang Kalang di Kotagede. Tadi nyebut Gombong maksudnya kota di Kabupaten Kebumen Jateng bukan ya?

    BalasHapus
  22. Baru tau nih tentang orang Kalang. Nasibnya cukup tragis ya, harus terusir gara-gara pernikahan campuran. sungguh kadang-kadang hidup tuh tidak adil, harus membeda-bedakan kasta seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tapi mereka secara tidak sengaja kembali ke tanah leluhurnya dan menjadi orang terkaya di Kota gede

      Hapus
  23. Wow, serem jg ya kl orang kalang itu bener2 percampuran antara kera & bidadari 😅 tp mengetahui sejarah masyarakat atau kota di Indonesia itu emang seru, bikin penasaran krn suka berhubungan dgn hal2 gaib/mistis bikin penasaram

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, kadang cerita karangan sengaja dibuat untuk maksud tertentu...

      Hapus
  24. Kalau ke Yogya lagi pengen ke sini. Kern sekali sejarah masa lalu ya. Bangunannya menarik. Jadi pengen tahu lbh banyak ttg org Kalang mbak. Aku baru tau hehe jarang ke kota gede taunya cuma kerajinan perak aja hehe

    BalasHapus
  25. Masih banyak yang harus di explore kalau ke Kotagede nih mba. Pengen deh sempetin ke sana seharian. Wisata sambil nambah wawasan ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, ajak guide mb, biar dapat cerita yang seru...

      Hapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter