Menikmati Sate Klathak Kekinian di NGLATHAK

Jogja terkenal dengan wisata alam, wisata budaya, dan wisata kuliner. Inilah yang membuat banyak orang berbondong-bondong mengunjunginya. Selain gudeg, kuliner yang juga tenar di Jogja adalah sate klathak. Sate ini merupakan kuliner khas dari daerah Pleret Bantul. Terbuat dari daging kambing yang dipotong-potong serta diolah dengan bumbu minimalis berupa garam dan merica. 

Pada saat dibakar, potongan daging kambing yang ditusukkan pada sebilah jeruji sepeda ini, mengeluarkan suara nyaring berbunyi "klathak-klathak" yang berasal dari garam yang terbakar. Sehingga akhirnya sate tersebut dikenal dengan sebutan sate klathak.

Seiring dengan semakin populernya sate klathak di kalangan masyarakat, baik di Jogja maupun di luar Jogja, membuat semakin menjamurnya warung-warung sate Klathak. Istilah "nglathak" yang memiliki arti aktifitas menikmati sajian sate klathak - seperti juga istilah nggudeg yang mengacu pada aktifitas makan gudeg- semakin familiar. Belum afdhol  rasanya kalau sudah di Jogja tetapi belum "nggudeg" atau "nglathak".

Nah, peluang inilah yang kemudian ditangkap oleh seorang enterpreuner muda lulusan IPB bernama Muhammad Subroto atau yang biasa di sapa Mas To dengan membuka warung sate klathak kekinian dengan branding "Nglathak" pada tahun 2015 yang sekarang berlokasi di daerah Deresan utara fakultas teknik UNY, tepatnya di Jl. Gambiran Baru gg Seruni no 7.

Pengalaman ke Nglathak

Beruntung sekali, hari Minggu, 11 Maret 2018 kemarin saya dan teman-teman dari Komunitas Blogger Jogja memperoleh undangan khusus dari Mas To untuk mencicipi menu di Nglathak, sekaligus mendengarkan kisahnya tentang Nglathak ini.

Foto bersama usai makan (doc. Aya)

Sekitar pukul 12.00 saya sampai ke Nglathak. Desain ruang di Nglathak, ditata khas tempat makan sekarang, yang mengedepankan kenyamanan dan bagus buat foto-foto alias instagramable. Terdapat beberapa buah meja dan kursi panjang yang total bisa menampung sekitar 20-25 orang.

Nglathak is always fun (doc.pri)

Sambil menunggu Mas To sang tuan rumah datang, saya dan beberapa teman yang sudah hadir dipersilahkan untuk memesan menu yang diinginkan. Ada beberapa menu yang ditawarkan, yang terbagi dalam beberapa paket. 

Menu 1 (doc.pri)

Ada paket standar, hemat, laki, kuli, dan buto ijo. Masing-masing paket berbeda dari sisi jumlah sate yang dihidangkan. Khusus untuk paket hemat menu sudah termasuk nasi dan minum. 

Menu 2 (doc pri)

Setelah sempat bingung memilah dan memilih, saya akhirnya menjatuhkan pilihan untuk mencoba menu sate klathak mozza xtra plus nasi putih dan smoothies yogurt moringa sebagai minumannya. Menu ini saya pilih karena unik. Memadukan sate dengan keju mozzarella yang tebal. Jadi ingin tahu seperti apa rasanya.

Beberapa teman yang lain ada juga yang memilih rica-rica, thengkleng, dan tongseng. Untuk minumnya ada yang menjajal teh biru bunga telang, dan smoothies yogurt bunga telang. Ketika kami menunggu hidangan disajikan, Mas To pun datang. Dan kamipun kemudian asyik mendengarkan cerita tentang Nglathak dari beliau.

Mas To ini ternyata memang suka dengan sate klathak. Berawal dari hobi nglathak itulah akhirnya beliau kemudian mendirikan Nglathak. Konsep yang ingin diangkat adalah menikmati sate klathak dengan cara berbeda dengan menyasar kalangan muda dan mahasiswa. 

Yang Khas di Nglathak

Perbedaan sate klathak di Nglathak dengan yang lainnya adalah selain dari sisi plating, juga dari variasi menu yang ditawarkan. Selain menu original, di Nglathak ditawarkan juga sate klathak mozzarella yang menjadi menu unggulan dan banyak digemari para konsumennya (asyeek..untung tadi saya pesan ini..hihi..) nah..penasaran kan rasanya seperti apa? Tunggu..nanti saya akan cerita..

Yang tidak kalah menarik di warung Nglathak ini adalah minuman unggulannya yakni teh biru bunga telang dan smoothies yogurt moringa. Bunga telang dan moringa adalah dua tanaman yang saat ini tengah mengemuka. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam dua tanaman tersebut dipercaya memiliki efek yang bagus untuk tubuh. Diantaranya untuk detoksifikasi dan memperlancar asi (untuk moringa).
Mendengarkan penjelasan Mas To (doc pri)

Selain konsep kekinian, warung Nglathak ini juga mengangkat produk lokal dari seluruh bahan baku yang digunakan. Mulai dari kambing yang diambil dari daerah bantul, mozzarella dan yogurt yang diolah dari susu yang berasal dari sentra peternak sapi di cangkringan, bunga telang yang merupakan bahan baku pembuatan teh biru juga berasal dari produk lokal, yakni merupakan hasil kebun sendiri. Sedang bubuk moringa atau bubuk kelor diambil dari petani dari daerah Kediri. 

Oh ya, khusus untuk kambing, Nglathak ini hanya menggunakan kambing jantan lho...dengan pertimbangan mengedepankan konsep keberlangsungan dari spesies kambing, hihi... Soalnya kambing betina ini kan bertugas memperbanyak keturunan kambing, jadi kasihan kalau disembelih. Apalagi kalau pas disembelih ternyata ada janin di perutnya...duh, mana tega. Jadi akhirnya kambing jantan yang jadi pilihannya. Lagi pula satu kambing jantan bisa mengawini 25 kambing betina, jadi populasinya tidak perlu banyak-banyak tidak apa-apa... he he..

Dan satu lagi, meskipun kambing yang digunakan bukan kambing muda, tapi dengan resep rahasianya Mas To mampu mengubahnya menjadi olahan kambing yang empuk dan lezat dan tidak bau prengus.

Dalam pemaparannya, Mas To menegaskan keinginannya untuk turut berperan mengangkat dan memberdayakan petani lokal melalui usaha yang dirintisnya ini. Oleh karena itu, salah satu klausul yang diajukan kepada pihak yang ingin menjalin kerjasama waralaba dengan brand Nglathak, harus bersedia menggunakan produk lokal yang standard kualitasnya ditentukan oleh manajemen Nglathak. "Dan saat ini yang baru on proses adalah pendirian Nglathak di Jakarta, yang sampai tahap penyiapan tempat", ungkap Mas To mengakhiri penjelasannya.

Ok deh mas, semoga sukses dan lancar ya.. siapa tahu setelah ini Nglathak semakin meng-Indonesia..aamiin..

Mencoba Menu di Nglathak

Nah, sekarang waktunya untuk mencoba hidangannya. Wah, dari baunya saja sudah sangat menggoda... Apalagi perut sudah menuntut jatahnya, jadi semakin tidak sabar nih...
Tidak berapa lama, menu-menu kami terhidang juga. Secara umum semua tampak menggoda selera, bikin lapar mata, semua ingin dicoba...

Penampakan hidangan yang dipesan (doc.pri)

Dan inilah menu saya...
Sate klathak mozzarella xtra. Dua tusuk sate dengan potongan daging yang besar-besar, dibalut keju mozzarella yang tebal mengelilinginya. Disajikan bersama dengan nasi putih dan kuah gulai.

Sate klathak mozzarella xtra
bersama smoothies yogurt moringa & teh telang

Aroma khas keju menguar dengan kuat, membuat saya semakin tidak sabar untuk mencicipinya. Dan ketika saya mencoba, daging kambingnya empuk dan juicy, keju mozzarellanya membuat sensasi gurih dan lezat yang berpadu sempurna dengan dagingnya. Saya membayangkan kalau diberikan sedikit taburan bubuk oregano mungkin semakin menambah cita rasanya. Saking lezatnya saya sampai lupa kalau ada kuah gulai yang menyertainya. Hanya dalam hitungan menit, semua hidangan sudah berpindah ke perut saya.

Beralih ke smoothies yogurt moringa. Penampilannya seperti blended greentea. Warna hijaunya sama, cuma aromanya yang jelas berbeda. Sedikit tajam baunya, namun boleh juga rasanya. Mungkin akan lebih lezat kalau diberi remahan oreo sebagai topping untuk menyamarkan bau moringanya. 

Eh ya, karena di sini hidangan unggulan untuk minumannya adalah teh telang, tidak afdol kalau saya tidak mencobanya. Warnanya cantik banget, biru tua. Yang akan berubah menjadi warna ungu kalau diberi tetesan air jeruk nipis. Rasanya segar, terutama setelah diberi jeruk nipis... ada rasa asem-asemnya yang memberi efek beda. Pokoknya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Jika penasaran sebaiknya anda mencobanya. Menu-menunya recomended semua..

Jadi kalau mau nglathak tapi yang nggak terlalu jauh dari pusat kota dan ingin cita rasa yang berbeda, ke Nglathak saja. Harganya pun cukup ramah di kantong. Mau lebih detil lihat menu-menunya ? Bisa pantengin ignya di sini ya... Nglathak. Eh ya, Nglathak ini buka dari pukul 11.00 -21.00, dan khusus hari Jumat libur.

Jangan lupa, ada fasilitas makan gratis khusus yang hafal Al-Quran 2 juz lho.. Jadi Nglathak yuk...karena Nglathak  is always fun..

Salam...


Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

30 komentar

  1. Penasaran sama thengklengnya mba.. benernya suka thengkleng krn maemnya pake perjuangan, apalagi bagian ngambil sumsum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..sepertinya enak ya..tapi rempong makannya. Tangan pasti jadi kotor..hihi..
      Kalau aku pengen nyoba rica-ricanya..minta yang pedesnya level 2, manteb banget pastinya..hihi..

      Hapus
  2. Keju mozzanya nampol banget. Suka karena ternyata perpaduannya endeusss

    BalasHapus
  3. hahahah.....saya penasaran tentang itu apa Ngalathak, ternyata itu nama sebuah usaha sate yach mbak ? yang asal usulnya dari suara garam, unik yach namanya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nglathak itu nama aktifitas makan sate klathak..nah, satenya diberi nama sate klathak karena bunyi klathak2 dari garam yang dibakar itu...enak lho.sate klathak itu..terkenal di jogja..

      Hapus
  4. Oh, jadi sate klatak pun ada versi keju mozarella ya? Kreativitas Jogja memang tak tertandingi deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini yang kekinian, kl yang ori penyajian tanpa keju..

      Hapus
  5. Aku selalu terharu membaca bila ada wirausaha berniat mulia mengangkat ekonomi lokal. Semoga masto sukses ya membantu para petani dengan usahanya. jadi harga kambing selalu baik tak hanya puasa bulan haji saja

    BalasHapus
  6. Cocok yaa kambing ama mozarella? Mungkin karena minumnya ada yogurtnya kali ya. Jadi engga eneg. Teh bunga telang...wooow...belum pernah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok tuh...mungkin karena saya penyuka keju ya..

      Hapus
  7. Wah, Nglathak sudah mau melakukan ekspansi ke Jakarta ya. Semoga sukses ya


    Jaman sekarang ini memang tidak bisa menjual makanan yang original saja, apa lagi jika pasarnya anak muda. Penambahan menu mozarella di sate klathak ini jenius banget menurutku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, harus selalu melakukan modifikasi dan inovasi..

      Hapus
  8. Sekarang apapun bisa dikasih keju, ya. Paling sering kejunya tuh mozarella :D

    BalasHapus
  9. Azek dapet kuliner baru lagi kalonke jogja

    BalasHapus
  10. Belum pernah makan sate klathak, dari namanya, di telingaku yang bukan Jawa ini, berasa agak janggal, gak tau apanya yang janggal, hahahah...maafkannnn...
    Mungkin suatu hari harus dicoba yaa

    BalasHapus
  11. Kayak apa ya paket buto ijo hehehe 😁 Oh jadi yang dipakai masakan tuh kambing jantan ya demi melestarikan spesies. Aku sih ga doyan makan dqging kambing. Suami dan anak bungsu sih suka paling tongseng kambing dan sopnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Temanku ga doyan daging kambing tapi di sini doyan...

      Hapus
  12. Owalah, jadi asal muasal disebut sate khlatak itu ya karena suara dari satenya yang dibakar bersama garam? tak kira asal daerah dari Jawa kaya sate Madura. haha

    BalasHapus
  13. Wuih, kuliner jaman sekarang emang banyak variasinya ya. Sampe sate klatak pun ditambahin keju. Kreatif!

    BalasHapus
  14. Baru tau istilah klatak dari bunyi garam pada sate ketika dibakar. Kirain nama daerah atau satenya punya kekhasan bunyi klatak-klatak ketika dimakan.

    Mas To kreatif juga, ya. Bikin sate di daerah dengan menambahkan mozarella biar kekinian. Unik juga sate kambing dengan mozarella :D

    BalasHapus
  15. Aku belum pernah makan sate klatak, eh udah ada yang varian klatak Mozarella ajaa hihi zaman sekarang kudu kreatif yaaa menemukan hal baru..

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter