Kevin Gani, Bersama Garda Pangan Mengurangi Limbah Menebar Berkah

Kevin Gani dan Garda Pangan
Kevin Gani
(sumber : ASTRA SATU Indonesia Award)

Ada fakta miris yang penting untuk kita ketahui. Indonesia ternyata termasuk peringkat 5 besar sebagai negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia. 

Dimana rata-rata setiap orang per tahunnya membuang 300 kg sampah makanan. Itu artinya dalam setahun negara kita ikut menyumbang sekitar 20,93 juta ton sampah.

Padahal di sisi lain masih ada sekitar 19,4 juta penduduk Indonesia yang kekurangan dan berjuang untuk memperoleh makanan.

Sampah makanan yang banyak terbuang ini selain merupakan pemborosan sumber daya alam yang dapat mengancam ketahanan pangan, juga memberi dampak serius bagi lingkungan.

Mengacu pada laporan terbaru dari UNEP Food Waste Index Report 2024, disebutkan bahwa sampah makanan menyumbang 8-10% emisi gas rumah kaca. 

Karena sampah makanan menghasilkan gas metana yang lebih berbahaya dibanding gas karbondioksida dan mempercepat pemanasan global. 

Disebutkan pula, sumber sampah makanan terbanyak berasal dari sektor ritel, layanan makanan, dan rumah tangga.

Melihat dampak serius dari food waste ini, sudah sepatutnya masing-masing kita berkontribusi nyata meminimalisir sampah makanan yang terbuang percuma. 

Seperti halnya yang dilakukan Kevin Gani bersama Garda Pangan yang dipimpinnya. Dia bersama relawan lainnya melakukan langkah nyata untuk mengurangi sampah makanan dan meningkatkan akses pangan bagi mereka yang membutuhkan. Bagaimana mereka melakukannya? Berikut ceritanya...

Mengenal Garda Pangan 

Dikutip dari situsnya, Garda Pangan adalah sebuah food bank yang didirikan sebagai pusat koordinasi makanan surplus yang berpotensi terbuang untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

Komunitas ini awal mula berdiri karena keresahan pasangan suami istri Dedhy Trunoyudho dan Indah Audivtia. Keduanya kebetulan memiliki usaha katering, dan menjumpai fakta hampir setiap pekan melihat makanan sisa terbuang sia-sia. 

Hal ini kemudian mendorong pasutri ini untuk mencari solusi. Dengan menggandeng rekannya Eva Bachtiar yang memiliki semangat yang sama, akhirnya di bulan Juni tahun 2017, mereka menginisiasi berdirinya Garda Pangan di Surabaya. 

Garda Pangan dibentuk untuk mengatasi potensi makanan berlebih dengan mendonasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Jadi makanan yang disalurkan bukan makanan sisa, tapi makanan surplus yang layak konsumsi. 

Kevin Gani dan Garda Pangan

Keterlibatan Kevin Gani di Garda Pangan dimulai di tahun 2017. Saat itu Kevin tergabung sebagai salah satu relawan yang ikut mengumpulkan dan membagi-bagikan makanan sisa kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. 

Kevin Gani dan volunter Garda Pangan
Aktivitas Kevin Gani bersama Garda Pangan (sumber : instagram Kevin Gani)

Ketertarikan Kevin di Garda Pangan berawal dari kebiasaan keluarga yang suka memesan makanan dalam jumlah besar sehingga banyak bersisa. 

Menyadari hal ini merupakan pemborosan, Kevin Gani kemudian bertekad turut aktif mengkampanyekan gerakan memanfaatkan sisa makanan yang berlebih agar tidak terbuang sia-sia. 

Karena dari setiap makanan yang terbuang, di situ ada keringat petani, biaya pupuk dan pengolahan makanan yang ikut terbuang juga. 

Apalagi faktanya masih banyak masyarakat miskin yang membutuhkan akses pangan. 

Saat ini Kevin Gani menjabat sebagai ketua dan koordinator program relawan Yayasan Garda Pangan. Tugasnya menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak seperti hotel, restoran, katering, toko makanan, hingga petani untuk menyelamatkan makanan surplus yang masih layak konsumsi.

Kegiatan di Garda Pangan
Salah satu aktivitas Garda Pangan (sumber : Instagram Garda Pangan)

Selanjutnya makanan ini dibagi-bagikan secara door to door kepada masyarakat pra sejahtera. Hingga saat ini Garda Pangan memiliki lebih dari 1500 relawan, dan telah mendistribusikan makanan lebih dari 577 ribu porsi kepada sekitar 28 ribu penerima manfaat.

Garda Pangan juga mempunyai program untuk mengolah sampah makanan tidak layak konsumsi menjadi pakan ternak. Dan ini menjadi unit usaha sendiri yang menjadi pendukung operasional Garda Pangan. 

Teknologi yang digunakan adalah bio konversi Black Soldier Fly (BSF), yang terbukti mampu mampu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tidak hanya itu, Garda Pangan juga memiliki program yang bertujuan membantu para petani memastikan sayuran yang tidak layak jual dapat termanfaatkan. 

Caranya dengan menyalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atau dijadikan pupuk kompos. 

Apresiasi dari SATU Indonesia Award

Kontribusi Kevin Gani bersama Garda Pangan tentunya layak memperoleh apresiasi. Salah satu apresiasi bergengsi yang pernah diterima adalah penghargaan SATU Indonesia Awards 2024 dari Astra untuk bidang lingkungan. 

Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kontribusi nyata Kevin Gani dan Garda Pangan dalam membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Inspirasi untuk Masa Depan

Apa yang dilakukan Kevin Gani ini semoga bisa menjadi contoh bagi setiap individu untuk peduli terhadap masalah sampah makanan dan berupaya untuk menguranginya. 

Karena sejatinya setiap individu memiliki peran penting dalam membawa perubahan ke arah yang lebih baik di masa depan.

Marilah mulai sekarang kita biasakan untuk ambil dan makan secukupnya, demi  ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan untuk anak cucu kita. 

#APA2025-KSB

Sumber :

https://www.tempo.co/info-tempo/kevin-gani-ketua-garda-pangan-penyelamat-kelaparan-di-surabaya--2005737

https://waste4change.com/blog/garda-pangan-food-bank-surabaya/

https://www.radioidola.com/2025/kevin-gani-ketua-yayasan-garda-pangan/

https://gardapangan.org/


Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter