Nasihat Ibu yang Tak Lekang Oleh Waktu


Saat menuliskan cerita ini saya jadi teringat salah satu bait lagu yang diciptakan Jasmine Elektrik dalam rangka memperingati hari ibu.  Lagu berjudul IBU ini berkisah tentang kasih sayang ibu yang berhasil membuat perasaan saya mengharu biru.

Jasmine Elektrik adalah wajah baru dari band independen asal Yogyakarta yang dulunya bernama Jasmine Akustik. Setelah 15 tahun lebih berkarya, mereka kemudian mengubah warna dalam bermusik dan berganti nama menjadi Jasmine Elektrik.

Grup band indie yang digawangi oleh 5 personil yakni Dika (vocal),  Pram (gitar), Wasis (drum), Joko (bas),  dan Moko (keyboard)  ini menyuguhkan musik yang lebih fresh, dengan instrumen musik yang up to date, namun dengan melodi yang bisa diterima semua kalangan disertai lirik yang mengandung makna yang sangat dalam. Single terbaru mereka yang berjudul Ibu sangat sarat makna dan membuat kita teringat jasa dan pengorbanan Ibu yang tidak mungkin terbalas dengan apapun juga.  Teruntuk Ibu saya yang saat ini sudah tenang di surga... 

"Ibu,  ku arungi hidup berbekal ilmu darimu,  kasih sayang ibu tak terbantahkan waktu"
***

Kalau saya ditanya dengan siapa dulu saya sering berselisih paham,  jawabnya adalah ibu. Dan jika ada pertanyaan lagi siapa orang yang paling dekat dan berpengaruh besar terhadap cara pandang dalam hidup? Jawabnya juga ibu. 

Ya begitulah,  hubungan saya dengan ibu adalah hubungan yang unik. Sering kami berselisih paham,  namun kemudian baikan. Kalau menurut orang-orang sekitar, kami punya banyak kemiripan. Baik wajah maupun sifat. Padahal ada yang pernah bilang kalau anak perempuan mirip dengan ibunya, maka akan susah akurnya. Tidak tahu pendapat itu benar atau salah, tapi begitulah kenyataan yang terjadi pada kami. Kami susah sekali mengekspresikan rasa sayang diantara kami dengan bahasa verbal sehari-hari.

Foto kenangan saya bersama bapak dan ibu (doc. Pri) 
Hingga kemudian sesuatu terjadi saat saya duduk di bangku SMP kelas 2. Saya mengalami kecelakaan, saya tertabrak sebuah motor yang dikendarai anak SMA. Dari luar sepertinya saya baik-baik saja. Hanya mengalami sedikit luka di gores di bagian siku. Hanya saja saya pingsan cukup lama, sekitar 2 jam. Dan saat saya siuman sudah ada kedua orang tua saya. Karena waktu itu kesadaran saya bagus dan bisa berkomunikasi dengan baik termasuk masih mengingat awal kejadian sebelum saya pingsan,  dokter mengatakan kemungkinan saya baik-baik saja, dan kalau tidak ada keluhan yang berarti saya bisa langsung pulang.

Mendengar itu saya merasa lega, dan mencoba ingin bangkit dari tempat tidur.  Namun belum sampai saya terbangun, saya merasakan pusing yang teramat sangat dan mengalami muntah-muntah hebat. Dokter yang masih berada di ruang terlihat kaget, segera dia meminta perawat untuk membawa saya ke ruang rontgen,  karena kemungkinan besar saya mengalami trauma kepala.  Ternyata dari hasil rontgen terlihat ada goresan kecil di tulang tengkorak sebelah kanan.  Kata dokter,  itu adalah darah beku yang terjadi akibat benturan yang saya alami. Itulah yang menyebabkan saya merasa pusing dan muntah-muntah. Dokter mengistilahkan yang saya alami adalah gagar otak namun masih kategori ringan. 

Kaget dong saya dan kedua orang tua mendengarnya, terbayang efek yang bakal saya alami akibat gegar otak yang saya derita. Saya membayangkan diri saya menjadi pelupa dan tidak bisa apa-apa. Untungnya dokter menenangkan Katanya kalau dilihat dari kondisi saya,  sepertinya cidera kepala yang saya alami tidak terlalu parah.  

Dokter menjelaskan pusing yang berefek muntah-muntah yang saya alami adalah karena darah beku yang ada di kepala. Sehingga dokter kemudian memberikan obat yang diharapkan bisa mengencerkan gumpalan darah yang ada di kepala saya dan bisa menghilangkan pusing dan efek muntah yang terjadi. Tetapi cara ini memang butuh waktu lama dan dan kedisiplinan tinggi.  Saya tidak boleh banyak gerak,  dan harus tidur tanpa alas kepala dengan hanya boleh satu posisi yakni terlentang saja. Tidak boleh miring kiri maupun kanan,  apalagi tengkurap. Karena perubahan posisi itu akan menyebabkan peluang saya untuk muntah besar. Dan itu akan memperparah cidera kepala yang saya alami.

Dan  perjuangan saya pun dimulai. Jadilah mulai hari itu saya tidur dengan posisi rebah menghadap ke atas,  tanpa bantal dan tidak boleh banyak bergerak.  Target dokter adalah saya berhenti muntah. Tetapi ternyata pusing hebat masih saya alami, bahkan selama 5 hari saya mengkonsumsi obat, saya masih sering muntah-muntah. Sehingga dokter mengajukan opsi yang kedua. Jika selama 2 hari ke depan saya masih mengalami muntah-muntah yang mengakibatkan kepala saya sering terangkat, maka dokter akan melakukan tindakan operasi untuk menyedot darah kental yang ada di kepala saya. Bergidik saya mendengarnya, membayangkan kepala saya dibuka untuk disedot darahnya.  

Dokter bilang itu operasi biasa, tetapi tetap saja saya merasa ngeri dan takut. Bagaimana kalau operasinya gagal, tidak cuma darah yang tersedot tapi otak saya juga, duh membayangkan hal itu pusing saya semakin menjadi.

Bayangan suasana operasi yang membuat saya ngeri
(Sumber : pixabay)
Ibu tentu prihatin dengan kondisi saya. Kemudian ibu berusaha menenangkan saya dan berkata "Tenang,  nanti Ibu carikan obat biar kamu nggak jadi operasi" 
Tidak berapa lama ibu pamit mau pergi keluar karena ada suatu urusan. Sayapun mengiyakan. Jadi di rumah sakit gantian bapak yang menemani. Sore hari ibu kembali, dengan membawa tentengan di tangan, yang ternyata berisi sebutir kelapa gading berwarna kuning, sebotol madu, dan sebuah wadah kecil berisi garam halus dicampur minyak. 

Ibu mengangsurkan air kelapa gading yang sudah dicampur madu untuk saya minum. Kemudian membalur kedua kaki saya dengan campuran garam halus dan minyak tadi. Ramuan itu ternyata ibu dapatkan dari seorang kyai yang ada di kota kami. 

Dan ajaib, dua hari kemudian saya merasakan efeknya. Meskipun rasa pusing masih ada,  tapi saya tidak muntah-muntah lagi. Mungkin itu salah satunya juga karena kekuatan doa yang dipanjatkan ibu setiap hari dan akhirmya dokter memutuskan saya tidak jadi operasi. 

Meskipun saya sudah tidak muntah lagi, tapi dokter belum mengijinkan saya pulang, saya masih harus dalam pengawasan. Tidur sayapun tetap harus tanpa bantal. Dan kalau ditotal 30 hari lamanya saya di rumah sakit, hingga dokter menyatakan saya sembuh dan boleh pulang. Cukup lama memang,  tapi itu lebih baik daripada saya harus masuk ke ruang operasi. Dan selama itu akhirnya saya semakin dekat dengan Ibu. Selama di rumah sakit kami sering bercerita tentang apa saja. Banyak nasihat yang beliau berikan, namun ada 2 hal yang sangat mengesankan dan sampai sekarang saya pegang, yakni :

1. Urip Iku Urup
Hidup itu menyala, maksudnya hidup itu harus mampu memberi manfaat bagi orang lain sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Kalaupun kita belum mampu berbuat banyak,  minimal kita jangan menjadi masalah bagi orang lain. Yang penting punya niat untuk berbagi.  Dan untuk saya pribadi,  meskipun saya sekarang menjadi ibu rumah tangga saya tetap berusaha untuk berbagi manfaat lewat tulisan,  seperti yang pernah saya kisahkan di sini

2. Ala Becik Meneng
Apapun dan bagaimanapun kondisi kita, lebih baik kita diam. Ketika kita ditimpa kesusahan, kita tidak boleh banyak mengeluh. Demikian juga ketika kita sedang berada dalam keadaan penuh kesenangan, tidak perlu pengumuman atau pamer kepada siapa-siapa. Karena kita hidup cuma sakdermo nglakoni atau sekedar menjalani skenario yang Kuasa. Rasa syukur itu yang harus selalu kita ingat dan kita lakukan setiap harinya. Meskipun ini memang tidak mudah. Apalagi kalau sedang ditimpa susah. Pengennya curhat saja.  Karena memang pada dasarnya manusia itu suka mengeluh dan juga suka pamer.  Namun paling tidak adanya nasihat ibu ini menjadi pengingat saya untuk terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik lagi...

Nah,  dua nasihat ibu itulah yang paling mengesankan dan menjadi pegangan hidup saya sampai sekarang dimana saya sudah berumah tangga. Kalau teman-temen apa nasihat ibu yang paling berkesan?  Sharing yuk...

Oh ya sebagai penutup cerita mari kita dengarkan bersama single lagu IBU dari Jasmine Elektrik yang cukup menyentuh berikut ini...




Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

27 komentar

  1. Bikin meleleh ceritanya. Memang benar mbak, kasih ibu itu sepanjang masa. Sekalipun sering ada perdebatan dg beliau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb... Beruntung yang masih punya ibu, ada doa yang setiap hari mengalir untuk kebaikan kita darinya.

      Hapus
  2. Ibu ku ki kategori galak... Sering marah2an gitu dulu juga. Tp ketika jd ibu, aku jd ngerti kenapa ia bersikap kayak gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul... ibu marah untuk kebaikan kita. Kadang juga krn kita ngeyel luar biasa.. Ya bgtlah.. Jadi ibu dan anak yang baik itu sama susahnya.. 😂😂

      Hapus
  3. Adem baca ini. Jadi ingat ibu juga, mirip sih mbak jarang ada ekspresi sayang berlebihan. Tetapi sikapnya selalu menenangkan di segala suasana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul...ibu itu nyawanya kekuarga. Apalagi aku 5 bersaudara mb... Jd kebayang pusingnya ibuku kan?? Harus ngurus banyak anak.. He3..

      Hapus
  4. Sebenarnya kalau soal kasih ibu, aku gak bisa cerita banyak sih hehe
    Soalnya gak deket sama ibu jadi kurang bisa tahu gimana rasanya. Tapi apapun itu penghormatan untuknya harus tetap ada :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mb... Yang penting itu,sikap hormat dan menghargai kepada orang tua. Mksh sudah mampir mb...

      Hapus
  5. Kasih ibu sepanjang masa dan tiada duanya di dunia ini... Aku berasanya nti setelah jadi ibu, betapa sedihnya aku bila mengingat kesalahan-kesalahanku yang dulu pada ibuku :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua anak pasti punya salah mb sama orang tuanya, dan yang pasti orang tua pasti sudah memaafkan kesalahan anaknya sebelum diminta.. Karena kasih orang tua untuk anaknya mmg tiada duanya...

      Hapus
  6. ternyata banyak cerita yg mengharukan, puk puk mba sapti

    BalasHapus
  7. trenyuh aku mbak... Semangat mbak...

    BalasHapus
  8. Doa ibu emang paling manjur ya mbak 😍

    BalasHapus
  9. Merinding bacanya mb pas bagian luka di kepala. Sekarang sudah gpp kan?

    Tapi kasih ibu emang sepanjang jalan. Titip terima kasih untuk nasihat dari ibunya mb sapti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah gpp. Kalau dulu sih setiap kali kecapean atau mikir yang agak berat langsung kumat sakit kepalanya. Iya mb, semoga bermanfaat ya nasihatnya.. 😊

      Hapus
  10. Pokoknya mah Ibu is the best, surga di bawah telapak kaki ibu, thanks mbak sapti tulisannnya bikin terharu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup.. Bener sekali berbahagialah yang masih punya ibu..bahagiakanlah selagi ada waktu.

      Hapus
  11. Masya Allah. Ibu memang luar biasa..jadi kangen ibuku..huhuhu

    BalasHapus
  12. jadi terharu ane mbakk.. hiks hikss

    www.ipung.net

    BalasHapus
  13. wah saya jadi kebayang bagaimana kagetnya pas dinyatakan gegar otak ringan. rasanya pengen nangis. sehat2 ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb..waktu itu ya campur aduk. .mksh mb.. Sudah mampir...

      Hapus
  14. Aku jadi kangen ibu mbak habis baca ini loh. Kasih ibu sepanjang masa pokoknya, walaupun kita udah besar tetep aja dianggap anak kecil yang harus disayangi sepanjang masa ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter