Upaya Mewujudkan Udara Bersih Di Jakarta Melalui Sinergitas Sektor Transportasi dan Energi

Udara bersih
Udara bersih (sumber : pixabay)
Meskipun sebentar lagi Jakarta bukan menjadi ibu kota negara, namun Jakarta masih menjadi kota penting yang memiliki kedudukan vital di Indonesia. 

Sehingga tidak heran jika Jakarta tetap menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah program, dan permasalahan yang terjadi di Jakarta akan menjadi sorotan baik secara nasional maupun internasional.

Salah satu persoalan di Jakarta yang saat ini banyak mendapatkan perhatian adalah tentang kualitas udaranya. Dari hasil survey, diperoleh fakta kondisi udara di Jakarta sangat memprihatinkan. 

Bahkan berdasar angka indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) di situs IQAir per 16 Agustus 2023 pukul 08.00 WIB, Jakarta masuk sebagai kota dengan kondisi udara terburuk ketiga di dunia setelah Doha dan Baghdad. 

Di mana indeks kualitas udara Jakarta pada saat itu mencapai  160 atau 14,6 kali melampaui nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. 

Kondisi ini tentu perlu penanganan. Karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan kualitas hidup warga Jakarta. 

Apalagi pada saat covid, kita pernah merasakan udara kota Jakarta yang bersih. Di mana jarak pandang  gedung-gedung bertingkat hingga radius 500 meter sangat jelas dan langit kota Jakarta yang terlihat biru. 

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya udara bersih di Jakarta dapat diwujudkan melalui kerjasama dan kepedulian berbagai pihak. 

Melihat pentingnya persoalan pencemaran udara di kota Jakarta untuk segera memperoleh penanganan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerjasama dengan KBR Indonesia menyelenggarakan Diskusi Publik dengan tema "Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Jakarta dan Kota-Kota Besar di Indonesia"

Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari berturut-turut dari tanggal 15 hingga 16 November 2023. Dalam kegiatan ini hadir para narasumber yang kompeten di bidangnya. Seperti apa materi yang disampaikan, berikut liputannya.

Persoalan Pencemaran Udara di Jakarta

Mengawali diskusi, Tulus Abadi dari YLKI menyampaikan, persoalan pencemaran udara di Jakarta perlu segera mendapatkan perhatian dan pemecahan bersama. 

Tulus Abadi YLKI
Tulus Abadi pengurus harian YLKI (sumber : KBR Indonesia)
Karena akan menjadi persoalan serius jika tidak segera ditangani. Apalagi di tahun 2060 nanti pemerintah akan menerapkan kebijakan nett zero emission.

Menurut Pak Tulus, berbagai hal yang menyebabkan pencemaran udara di Jakarta tinggi adalah :
  1. Mobilitas warga Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi cukup tinggi. Dan ini memberi kontribusi besar terhadap polusi udara akibat emisi gas buangan.
  2. Kurangnya minat dan kesadaran warga untuk menggunakan transportasi publik. Padahal transportasi massal di Jakarta cukup baik dan terintegrasi. 
  3. Jakarta dikelilingi oleh PLTU yang beroperasi untuk industri. Dan sayangnya masih banyak PLTU (khususnya yang dikelola oleh swasta) yang belum memperoleh sertifikasi kelayakan uji emisi. 
Sehingga untuk membuat kualitas udara di Jakarta bersih, permasalahan di atas harus ditangani. 

Dampak Kualitas Udara Yang Buruk Bagi Kesehatan

Menyambung apa yang disampaikan Bapak Tulus, dr. Aris Nurzamzami, MKM dari Dinas Kesehatan DKI menyampaikan. Masyarakat harus sadar, jika udara selalu berkaitan dengan kesehatan.

Ada berbagai dampak yang bisa dialami jika tubuh mengkonsumsi udara yang terkena polusi. Dampak yang dapat terjadi diantaranya adalah risiko terkena penyakit pneumonia, radang tenggorokan, serangan asma, dan iritasi mata.


dr. Aris Nurzamzami, MKM, Dinkes DKI
Sedangkan dampak jangka panjang dapat berupa meningkatkan risiko penyakit jantung, dan pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, terjadinya gangguan pertumbuhan paru, serta menghasilkan anak-anak yang rentan mengalami infeksi.

Dampak polusi udara untuk kesehatan
Dampak polusi udara (sumber : KBR Indonesia)
Oleh karena itu kesadaran masyarakat akan pentingnya udara bersih bagi kehidupan sangat penting. Supaya masyarakat turut mengupayakan udara bersih khususnya di Jakarta dapat diwujudkan. 

Misalnya saja dengan perubahan perilaku hidup sehat. Seperti tidak membakar sampah, selalu mengecek kualitas udara melalui aplikasi/website, memakai masker, menjauhi sumber polusi, rajin mencuci tangan, tidak merokok, mengurangi jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari dengan memilih bepergian dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan moda transportasi massal. 

Perlunya Kesadaran Uji Emisi Kendaraan di Masyarakat

Uji emisi kendaraan sangat penting dilakukan. Agar setiap kendaraan yang digunakan di jalan-jalan memiliki gas buangan yang aman bagi lingkungan.

Perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Jakarta bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) menyampaikan. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi di masyarakat tidak dipungkiri menjadi penyumbang terjadinya polusi udara di Jakarta. 

Oleh karena itu kebijakan uji emisi kendaraan penting untuk diterapkan, terutama untuk kendaraan dengan usia 3 tahun ke atas. 

Dari hasil uji coba uji emisi yang pernah dilakukan, memang partisipasi aktif masyarakat masih sangat kurang. Berdasar data, dari sekitar 16.519.197 kendaraan roda dua yang ada di Jakarta baru sekitar 131.729 atau sekitar 0.29% yang melakukan uji emisi. 

Uji coba uji emisi
Hasil uji emisi (sumber : KBR Indonesia)

Sedangkan untuk mobil pribadi dari 4.111.331 kendaraan, yang telah melakukan uji emisi baru 29,8% atau sekitar 1.225.247 kendaraan.

Partisipasi masyarakat yang masih sedikit ini bisa jadi disebabkan karena kekurangpahaman masyarakat akan pentingnya uji emisi. Oleh karena itu sosialisasi terus dilakukan termasuk menyediakan layanan uji emisi gratis dengan menggandeng beberapa bengkel. 

Selain itu Dinas Lingkungan Hidup melalui sistem yang terintegrasi, bekerjasama dengan dinas terkait. Seperti dengan Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan Daerah dan juga Kepolisian dalam penegakan hukum bagi kendaraan yang tidak lolos uji emisi dan pemberian kompensasi bagi kendaraan yang lolos uji emisi. 

Uji emisi terintegrasi
Sistem uji emisi terintegrasi (sumber : KBR Indonesia)

Salah satu kompensasi yang rencananya akan diberikan kepada kendaraan yang lolos uji emisi adalah penerapan biaya parkir dan juga pajak kendaraan yang lebih murah dibandingkan yang belum lolos uji emisi. 

Terkait tentang uji emisi ini dari Polda Metro Jaya Bapak Edi Supriyanto menyampaikan. Ada 4 variabel yang menentukan hasil uji emisi. Dan keempat variabel ini saling terkait, yaitu :
  1. Kualitas bahan bakar yang digunakan
  2. Usia kendaraan
  3. Perawatan kendaraan yang rutin dilakukan
  4. Teknologi kendaraan yang digunakan. 
Karena bahan bakar menjadi salah satu faktor yang menentukan hasil uji emisi, maka masyarakat didorong untuk memilih bahan bakar yang ramah lingkungan.

Penggunaan kendaraan listrik juga mulai digalakkan. Bahkan pemerintah memberikan kompensasi berupa subsidi harga bagi masyarakat yang ingin membeli kendaraan listrik. Termasuk penyediaan stasiun-stasiun pengisian bahan bakar yang bisa digunakan masyarakat umum. 

Transportasi Massal Menjadi Solusi Utama 

Transportasi menjadi penyumbang utama buruknya kualitas udara di Jakarta. Berkaitan dengan hal ini, Bapak Ferdinand Ginting dari Dinas Perhubungan Jakarta menyampaikan bahwa upaya utama penanggulangan polusi udara di Jakarta adalah melalui perbaikan layanan transportasi massal. 

Meskipun transportasi massal di Jakarta masih yang terbaik di Indonesia, namun nyatanya minat warga Jakarta menggunakan transportasi publik belum seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu Pemda Jakarta  menerapkan sistem Jak Lingko yang diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.

Jak lingko di jakarta
Sistem Jak Lingko (sumber : KBR Indonesia)
Strategi yang dilakukan diantaranya adalah dengan perbaikan dari sisi layanan dan rute, serta layanan transportasi yang semakin terintegrasi. 

Penyediaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan yang Terjangkau

Kualitas udara yang buruk di Jakarta 60% disebabkan karena mobilitas warga. Penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi dan penggunaan bahan bakar belum ramah lingkungan menjadi persoalan utamanya. Oleh karena itu pemerintah diharapkan membuat aturan yang mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar yang memiliki gas buangan yang aman untuk lingkungan. 

Penutup

Mewujudkan udara bersih di Jakarta perlu kerjasama dari banyak pihak. Pemerintah melalui dinas terkait sebagai pembuat kebijakan dan penegak aturan, juga masyarakat luas. 

Kesadaran masyarakat untuk memilih menggunakan transportasi publik tentu sangat diharapkan. Atau jika harus menggunakan kendaraan pribadi, syarat lolos uji emisi harus dipatuhi. Agar udara bersih dan kualitas hidup semakin tinggi. 

Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter