Mari Berbagi, Karena Berbagi Tidak Akan Membuat Kita Rugi


Suatu pagi, saya baru saja selesai memasak ketika tetiba gawai saya berbunyi. Adik saya menghubungi, intinya dia minta tolong saya untuk membantu mendampingi anaknya (yang berarti keponakan saya) belajar matematika. Sebentar lagi keponakan saya akan menempuh ujian akhir tingkat SD. Dan karena kesibukannya, adik saya tidak bisa mendampingi anaknya belajar secara intensif. Saya pun menyanggupi. Pikir saya, ah cuma pelajaran SD pasti mudah saja. Terlebih saya dulu lama bekerja di sebuah bimbingan belajar di kota Jogja, bahkan dipercaya sebagai pengelolanya. Jadi masalah kurikulum dan bedah kisi dulu menjadi keseharian saya. Tapi, itu terjadi sudah cukup lama, sekitar 5 tahun yang lalu...

Di hari yang disepakati berangkatlah saya ke rumah keponakan untuk mendampinginya belajar sekaligus silaturahmi. Dan setelah basa-basi, pelajaranpun dimulai. Awalnya semua lancar saja, soal-soal bisa saya jelaskan cara penyelesaiannya dengan mudah. Hingga kemudian sampailah kami ke soal yang membahas tentang perbandingan bertingkat. Dalam soal diketahui perbandingan umur bapak dengan ibu, dan perbandingan umur bapak dengan anak. Kemudian diketahui jumlah umur ketiganya, maka selisih usia ibu dan anak adalah berapa.

Agak lama saya berhenti di soal ini. Meskipun akhirnya saya bisa menyelesaikan, tetapi saya sempat deg-degan juga. Khawatir tidak bisa menyelesaikan, karena pasti saya akan malu sekali, seorang sarjana eksakta dari universitas negeri di Jogja tidak bisa mengerjakan soal matematika untuk kelas 6 SD. Apa kata dunia... hihi.  

Cerita di atas sekedar sharing pengalaman saja. Betapa ilmu yang kita miliki jika tidak kita gunakan salah satunya dengan cara diajarkan kepada orang lain bisa hilang. Membagi ilmu yang kita miliki adalah salah satu cara paling mudah untuk meningkatkan kemampuan diri sekaligus menabung kebaikan dengan cara yang gampang. Karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dan tidak jarang berbagi itu dapat membuka peluang.

Seperti cerita saya di atas. Niat awal saya adalah mendampingi belajar ponakan, tetapi akhirnya banyak orang tua dari teman-teman keponakan yang meminta saya untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Dan untuk itu mereka mau memberikan imbalan. Lumayan kan? Itung-itung untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi mengajar yang lama saya tinggalkan. Itulah salah satu contoh kecil hikmah atau kebaikan berbagi yang saya alami.

Berbagi Ala Ibu Rumah Tangga

Sering kita merasa kecil hati, menjadi ibu rumah tangga akan mengurangi kesempatan kita untuk berbagi. Apalagi bagi ibu rumah tangga full time yang tidak punya penghasilan. Padahal sebenarnya berbagi tidak harus berupa materi. Berbagi pengetahuan dan keterampilan juga merupakan salah satu cara berbagi.

Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti kita tidak bisa berbagi. Dengan keahlian yang kita punya, kita tetap bisa menebar kebaikan. Berikut 3 contoh berbagi ala ibu rumah tangga yang bisa kita lakukan :

1. Berbagi makanan

Umumnya ibu-ibu, memasak adalah salah satu  keahlian kita. Nah, berbagi makanan dalam hal ini adalah nasi bungkus adalah salah satu kebiasaan yang bisa dilakukan. Menunya sama saja dengan hidangan yang dimakan keluarga. Jumlah porsi yang dibagi disesuaikan dengan kemampuan.

2. Ikut Bazar Barang Bekas

Beberapa komunitas sering mengadakan event ini. Kita bisa bergabung untuk turut berpartisipasi. Kegiatan ini bagus juga lho...untuk mengurangi barang-barang yang masih layak pakai menumpuk di lemari atau gudang kita.  Harga yang dibandrol yang murah meriah saja. Nanti uang terkumpul bisa kita donasikan ke yayasan atau panti asuhan.

3. Berbagi keahlian memasak

Nah, bagi yang pintar memasak, bisa lho berbagi resep masakan. Atau melakukan kegiatan memasak bersama. Siapa tahu keahlian yang kita tularkan bisa menjadi jalan orang lain dalam mencari rejeki.

Jadi memang sudah seharusnya kita tidak takut berbagi, karena berbagi tidak akan membuat kita rugi. Karena setiap kebaikan yang kita berikan, meskipun hanya sebesar biji sawi, tetap akan diperhitungkan oleh Allah S.W.T.
***

Berbagi Bersama Dompet Dhuafa

Masih kaitannya dengan semangat berbagi, belum lama ini tepatnya pada hari Senin, 25 Maret 2019 berlokasi di Mezzanine Yogyakarta saya mengikuti sebuah event menarik dan sangat menginspirasi yakni peluncuran program #jangantakutberbagi dari Dompet Dhuafa.

Doc.pri
Program ini dilatar belakangi adanya fakta bahwa belum semua potensi zakat yang ada di Indonesia dapat direalisasi. Sebagaimana paparan yang disampaikan oleh  Bapak Bambang Edi Prasetyo, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam Laporan Tahunan Dompet Dhuafa tahun 2018 yang menyatakan bahwa jumlah potensi zakat masyarakat Indonesia di tahun 2018 adalah sebesar 17 trilliun per tahun, namun yang terealisasi melakukan zakat baru 6-8 trilliun per tahun.

Pak Edy menyampaikan paparannya (doc.pri)

Padahal kewajiban mengeluarkan zakat jelas ada dalam Al -Qur'an, sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al-Baqarah: 43 yang artinya : "Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku’.” 

Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada keraguan di kalangan masyarakat untuk membayarkan zakatnya. Bisa jadi karena khawatir dananya disalahgunakan atau tidak sampai ke tangan yang berhak, bisa juga karena masih merasa harta yang dimilikinya belum cukup, sehingga belum mau mengeluarkannya. Padahal zakat itu selain mensucikan juga menumbuhkan.

Oleh karenanya jelang bulan ramadhan ini, Dompet Dhuafa bermaksud menebarkan virus kebaikan melalui program #jangantakutberbagi. Program ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar lebih peduli dan mau berbagi sesuatu yang dimiliki.


Ibu Suci menjelaskan tentang program #jangantakutberbagi (doc.pri)

Dalam event ini sengaja dihadirkan pegiat media sosial yakni Hanggini,  Dhini Andromeda, dan Oghel Zulfianto yang berprofesi sebagai yutuber dan influencer. Mereka hadir untuk mengisahkan pengalaman-pengalaman mereka dalam berbagi dan menebar kebaikan melalui komunitas maupun media sosial.

Mas Oghel, tengah berbagi pengalaman (doc.pri)

Sedangkan untuk keraguan mengenai kredibilitas Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga pengelola wakaf, zakat, infak, dan sedekah yang bisa dipercaya, Dompet Dhuafa punya jawabannya...penasaran seperti apa? Simak cerita saya..

Tentang Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmad dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial profetik.

Lembaga ini mengelola wakaf, zakat, infak, dan sedekah. Dalam memberi bantuan kepada penerima manfaat, Dompet Dhuafa tidak hanya memberi bantuan berupa modal tapi juga pendampingan teknis sesuai kebutuhan penerimanya.

Kinerja dompet duafa (sumber : swara cinta edisi 96, Februari-Maret 2019)

Program pemberdayaan ekonomi yang dimiliki Dompet Dhuafa terbukti mampu mengangkat derajad dari para penerima manfaat. Karena Dompet Dhuafa memiliki program unggulan Muztahik Move to Muzaki (MMM), dimana diharapkan penerima manfaat (muztahik) bisa menjadi pemberi zakat (muzaki).

Penghimpunan dan penyaluran dana Dompet Dhuafa (sumber : Swara Cinta, edisi 96 Februari-Maret 2019) 

Sebaran Sektor penerima manfaat (sumber : Swara Cinta, edisi 96 Februari-Maret 2019)

Dalam event launching program #jangantakutberbagi bersama bloger dan media yang diselenggarakan Dompet Dhuafa ini, hadir pula salah seorang penerima manfaat Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, yakni Mas Alan Efendi. 


Mas Alan menyampaikan kisahnya (doc.pri)

Mas Alan adalah seorang tokoh pemuda Gunung Kidul yang berhasil memberdayakan masyarakat di desanya dengan mengembangkan pengolahan Aloe Vera menjadi berbagai macam produk seperti dodol, minuman, dan kripik di  bawah naungan UD Mount Vera Sejati. Dari usaha ini Mas Alan berhasil mengubah posisi dari penerima manfaat, menjadi wajib zakat.


Produk dari UD Mount Vera Sejati (sumber : ig rv_aloeindustries)

Cerita sukses dari Mas Alan ini salah satu contoh saja. Masih banyak cerita-cerita sukses yang bermula dari pendampingan ekonomi yang dilakukan Dompet Dhuafa. Termasuk juga cerita dari Dusun Plosorejo, Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman yang berlokasi di lereng Merapi yang kemarin juga sempat kami kunjungi.

Mendengar cerita Mas Dani pendamping desa binaan Dompet Dhuafa di Dusun Plosorejo (doc.pri)

Dusun ini pada tahun 2010 terkena dampak erupsi Merapi dan masuk zona kuning. Meskipun bangunan secara fisik utuh, namun kegiatan ekonomi masyarakatnya lumpuh. Sehingga berdasar survey yang dilakukan Dompet Dhuafa menjadikan desa ini sebagai desa binaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni melalui usaha pemeliharaan sapi perah di tahun 2012. 

Awalnya diberikan bantuan 10 ekor sapi perah. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan masyarakat dusun Plosorejo untuk mau memeliharanya. Terlebih awalnya mereka lebih familiar memelihara sapi potong. Sehingga tadinya mereka hanya mau memberi makan, tetapi tidak mau memerah susunya. Bahkan dari 10 ekor yang diberikan 1 ekor mati.  Namun dengan kerja keras dari Mas Dani, pendamping dari Dompet Dhuafa akhirnya masyarakat menerima dan bersemangat memelihara sapi perah, sehingga progres produksi susu dari tahun ke tahun meningkat.


Mencicipi susu segar dan camilan di dusun Plosorejo (doc.pri)

Akhirnya ditahun 2015 jumlah sapi perah di dusun ini mencapai 30 ekor, dan berdasar evaluasi dari Dompet Dhuafa, dusun ini kemudian diberi program MMM (Muztahik Move to Muzaki) dengan diberi tambahan bantuan 70 ekor sapi. Dan saat ini jumlah sapi perah di desa ini mencapai lebih dari 200 ekor, dengan rata-rata 1 orang dalam kelompok binaan tersebut mememelihara 13 ekor sapi. Dampak positif perubahan ekonomi  warga dusun ini jelas kentara. Desa yang masyarakatnya semula kehilangan mata pencahariannya kita bangkit dan menjelma menjadi sebuah desa mandiri dan menjadi desa wisata edukasi sapi perah yang banyak memperoleh kunjungan dari luar daerah.


Melihat salah satu kandang sapi di dusun Plosorejo (doc.pri)

Dua cerita sukses dari para penerima manfaat dari Dompet Dhuafa ini mudah-mudahan menginspirasi, dan semoga semakin banyak lagi masyarakat miskin berpotensi yang memperoleh manfaat melalui program pemberdayaan ekonomi dari Dompet Dhuafa ini, sehingga dapat meningkatkan derajad hidupnya.

Dan mari kita turut berperan serta mewujudkannya dengan menyalurkan donasi atau zakat kita ke Dompet Dhuafa. Karena Dompet Dhuafa menjadikan "berbagi" yang kita lakukan menjadi lebih mudah, bermanfaat, dan bermakna.


Jangan takut berbagi ya...(doc.pri)

Apalagi untuk berdonasi di Dompet Dhuafa sangat mudah, semudah menggerakkan jari. Karena bisa kita lakukan secara online dengan berbagai metode pilihan pembayaran dan kitapun bisa memilih jenis serta jumlah donasi yang akan kita lakukan.


Tampilan pembayaran via online


Ada berbagai pilihan cara pembayaran

Jadi #jangantakutberbagi bersama Dompet Dhuafa. Karena bersama Dompet Dhuafa, kita akan terlibat dalam mengentaskan kemiskinan dan upaya membangun bangsa Indonesia untuk lebih maju. Berbagi juga akan menjadi lebih bahagia, karena melihat banyak senyum dari para penerima manfaat yang menjadi lebih mandiri dan berdaya karena bantuan yang telah kita berikan. 

Selain itu, Dompet Dhuafa memberikan laporan rutin dan update informasi yang transparan yang memberikan kita keyakinan bahwa apa yang tah kita bagikan bukan hanya menuntaskan kewajiban tetapi benar-benar tepat sasaran. Jadi yuk, tunggu apa lagi, mulai hari ini dan seterusnya mari kita tularkan semangat #jangantakutberbagi di seluruh pelosok negeri.

Salam...

Catatan :
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa





Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

101 komentar

  1. Aku juga pengen berbagi ilmu, tapi belum bisa 😄 DD keren ya Mbak, program MMM-nya adalah bentuk win-win solution 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi..iya, masih sibuk sih...

      Betul, program MMM memotivasi si penerima manfaat agar sungguh-sungguh menjalankan usahanya..

      Hapus
  2. Jangan takut berbagi, berbagi nggak akan menjadikan kita miskin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya...malah jadi semakin berkah karena hati tenang...

      Hapus
  3. dengan berbagi kita bisa belajar tentang banyak hal. :)
    tidak menjadi rugi juga kalau kita berbagi dengan orang lain :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul...berbagi membuka pintu silaturahmi dan rejeki..

      Hapus
  4. yup jangan takut berbagi karena rezeki akan terus ditambah. wah sekarang jaman canggih ya bayar zakat, sedekah dan beramal sudah bisa online jadi semakin memudahkan bagi oarang2 yang ingin berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul...semakin banyak kemudahan, semoga semakin banyak yang tergerak untuk membayar kewajibannya...

      Hapus
  5. Berbagi kepada sesama, ibarat investasi pada diri sendiri :))

    BalasHapus
  6. Tepat sekali. Berbagi gak akan bikin rugi. Malah menentramkan jiwa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb...janji Allah kalau kita meringankan beban orang lain, kita pun akan dimudahkan..

      Hapus
  7. Tangan diatas lebih baik drpd tangan dibawah, mari kita berbagi untuk sodara2 yang kekurangan

    BalasHapus
  8. Wah inspiratif banget nih, lidah buaya nya ditanam di lahan di kampung selain bisa dibuat minuman juga mengundang wisatawan buat berwisata juga ya, artinya nanti sebagai pemasukan juga buat warga desa di sana.

    BalasHapus
  9. Jangan takut berbagi, bahkan Allah janjikan gantinya hingga sepuluh kali lipat ya. Dan berbagi tidak melulu dalam bentuk materi ya, bisa dalam bentuk ilmu yang bermanfaat juga. Thanks mba sharingnya 😊🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya...berbagi senyum pun juga sedekah...sungguh Allah maha baik...

      Hapus
  10. Saya pun berdoa untuk diri sendiri agar tidak pernah takut berbagi.. lewat pintu mana pun.. dan berapa pun jumlahnya Amin...Semoga semakin banyak yang merasakan manfaat Dompet Duafa ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...smg kita selalu diringankan untuk selalu mau berbagi..

      Hapus
  11. Acara keren nih, Klo di kota lain bisa diadain gak yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, kurang tahu..tapi harusnya bisa...wilayah jangkauan DD kan luas...

      Hapus
  12. Emang bener mbak itu dia seninya berbagi. Bukannya ngurangin malah nambahin. So jangan pernah takut untuk berbagi

    BalasHapus
  13. berbagi itu hal yang di anjurkan, dan bukan semata-mata karena ingin mendapatkan pahala

    BalasHapus
  14. Semoga makin banyak orang yang mau berbagi dan berbuat rejeki baik ya 🙏

    BalasHapus
  15. Dulu awalnya mulai belajar sedekah dari kumpulin dana untuk tenan yg kena musibah, sekarang lebih luas lagi manfaat sedekah hingga zakat

    BalasHapus
  16. The power of sedekah itu sangat besar ya.. semakin banyak kita ikhlas berbagi semakin berlipat ganda pahala kita

    BalasHapus
  17. Harus dilakukan nih, berbagi itu indah, berbagi itu bermanfaat banget untuk harta kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuk, kelak harta kita yang akan membantu kita adalah yang disedekahkan ini..

      Hapus
  18. Yupz! Dengan berbagi, kita telah menebar kebaikan dan keberkahan bagi orang lain. Dan timbal baliknya, mereka akan mendoakan kebaikan bagi kita. Dan Allah akan memberikan keberkahan hidup. Insya Allah.

    Semangath berbagi!

    BalasHapus
  19. Bener banget ga ada ruginya berbagi karena malahan nambah banyak hal ya. hihi

    BalasHapus
  20. terinspirasi banget nih mbak baca tulisannya, sayangnya masih sering sayang sendiri kalo berbagi ya

    BalasHapus
  21. Setuju banget mba..jangan takut berbagu dgn sesama..apalagi berbagi ilmu dan berbagi dgn org lain yg lbh membutuhkan. Dan beruntunf sekali skrg ada sompet dhuafa yg bisa memfasilitasi

    BalasHapus
  22. Wah, sayang sekalinya padahal potensi zakat Indonesia sangat tinggi. Semoga dengan adanya gerakan ini, banyak yang ga takut untuk berbagi lagi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul...karena semua kembali kepada diri sendiri..

      Hapus
  23. Moga-moga akan banyak lagi lahir mas-mas alan lainnya dan seperti juga suksesnya saudara kita di wilayah bekas erupsi gunung Merapi dengan Jangan Takut Berbagi Dompet Dhuafa

    BalasHapus
  24. waini, yang sudah mencicipi susu segar langsung dari peternakannya.

    BalasHapus
  25. Iya berbagi tak akan pernah membuat kita rugi ya mbak.. Acara yg amat kereeen mana kudapannya juga ciamik pisan yaa mbak

    BalasHapus
  26. dompet dhuafa ini emang banyak program community developmentnya yaa, bener banget kak kalau gak boleh takut buat berbagi yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya...biar hidup kita bermanfaat buat orang banyak...

      Hapus
  27. Bagus ni sosialisasinya DD

    BalasHapus
  28. Berbagi itu sejatinya bikin rezeki kita bersih karena memang sebagian dari rezeki kita itu adalah milik mereka yang membutuhkan

    BalasHapus
  29. Mba Sapti domisili Yogya ya, salam kenal.
    Dompet Dhuafa insya Allah sudah tidak diragukan lagi ya, sejak dulu bersama Republika selalu seiring sejalan mengadakan program sedekah, infak dan zakat. Masya Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb...mbak hastin dari jogja juga?salam kenal yaa...

      Hapus
  30. Setuju👍👍👍. Berbagilah maka kebahagiaan akan bertambah tambah🤗😊

    BalasHapus
  31. MasyaAllah
    Karena d stiap harta kita ada hak mereka y mb

    BalasHapus
  32. Setuju banget nih dengan tagline ini "jangan takut berbagi", karena sesungguhnya harta yang ada pada kita ada orang lain yang berhak juga. Sedekah akan menambah rejeki kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb, semoga semakin banyak yang termotivasi ya...

      Hapus
  33. MasyaAllah, jadi makin mudah jika ingin menyampaikan kebaikan. Semoga kita bisa berbagi juga.

    BalasHapus
  34. "jangan takut berbagi" dalam hitungan matematika, apabila kita berbagi maka jatah kita akan berkurang, namun tidak dalam hitungan Allah SWT ya mbak. Hayuk mbak, semangat tuk berbagi!

    BalasHapus
  35. Dari dulu Dompet Dhuafa jadi lembaga amil yang tepercaya. Banyak kegiatan dan distribusinya ke mana-mana. Berbagi makin bikin nambah, bukan sebaliknya Jadi buat apa takut berbagi. Betul?

    BalasHapus
  36. Setuju mb, Jangan takut berbagi, tetap takutlah tidak bisa berbagi. Terma kasih mba sudah memberikan informasi jelas soal dompet dhuafa

    BalasHapus
  37. Dengan bersedekah atau berzakat bukan menjadikan kita kekurangan kok yaa kak, malah akan menambah harta kita yaa

    BalasHapus
  38. berbagi itu tidak akan merugi, sebaliknya apa yang kita telah keluarkan akan diganti 2x lipat nilannya dari pemberian yang kita sedekahkah

    BalasHapus
  39. Setuju banget mba sama tulisannya, karena apapun yang kita keluarkan, maka akan kembali lagi pada diri kita entah dalam bentuk apapun itu. Jadi, enggak usah takut kere ya mba, toh kita punya Allah yang Maha Menjamin Rezeki. Tjakeep

    BalasHapus
  40. dengan berbagi, maka reki kita akan berlebih dan barokah
    berbagi lewat dompet dhuafa juga salah satu yang bisa dilakukan

    BalasHapus
  41. berbagi harta bisa atau berbagi ilmu juga bisa ya mba, dan ga akan berkurang tapi malah menambah nikmat dan syukur

    BalasHapus
  42. setuju, karena amal inilah yang akan menemani ketika kelak dipanggil Yang Maha Esa

    bukan rumah pakaian atau perhiasan
    Bagus sekali tulisannya, karena nsudah mengingatkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb...harta yang disedekahkan yang akan membantu kita...

      Hapus
  43. Teng berbagi memang harua jadi kebiasaan terutama umat islam. Harta yang dimiliki tak tentu selamanya dipegang

    BalasHapus
  44. the power of berbagi, aku suka banget karna berbagi gaa harus materi bahkan ilmu pun bisa kita bagikan

    BalasHapus
  45. Wah kegiatannya bermamfaat banget ya mbak. Selain menginspirasi karena banyak cerita sukses UMKM yang merangkak dari bawah, kita juga diajak utk berbagi kepada org2 di sekitar kita

    BalasHapus
  46. Semoga ke depan nanti makin banyak yang seperti Mas Alan ya, dari penerima manfaat naik tingkat jadi wajib zakat.

    BalasHapus
  47. Mb..klo soal matematika, aku trimo ngaku sama anakku.."ibu banyak yang ga bisa klo mtk" 😀


    Soal berbagi, sepakat. Nggak miskin karena berbagi, yang ada malah nambah. Nambah teman, nambah sodara juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dirimu kan iso ngeles, ibu dulu kuliah di ips...hihi..tapi memang angel soal2 cah saiki...kudu sinau sik..
      .
      Betul, hikmah berbagi banyak banget..

      Hapus
  48. Sepakat sekali. Dengan berbagi tidak akan mengurangi rezeki kita.

    Salam
    www.kidalnarsis.com

    BalasHapus
  49. Sepakat mba,memang kita gak boleh takut bernagi,karena sejatinya semakin banyak yang dibagi,semakin banyak yang didapat,sepakat? Hehe.

    BalasHapus
  50. Kunjungan pertama, dapat info sedap apalagi bakso bakar

    Salam kenal, boleh saling follow ga?
    Evi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... Ini tentang berbagi mb... Bukan tentang bakso.. 😅

      Hapus
    2. O.O...Saya barusan ngecek lagi...hihihi, nyekrolnya otomatis ke paling bawah setelah asik baca dan liat-liat foto, mestinya komen ini di "Berkenalan Dengan Bakso Bonanza, Bakso Lezat dan Sehat Tanpa Pengawet"

      Maaf ya mbak Sapti jadi bingung

      Hapus
    3. Hihi.. Iya mb... Btw salam kenal juga.. Yuk saling follow... Done follow blognya ya... 😉

      Hapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter