Suatu pagi, saya baru saja selesai memasak ketika tetiba gawai saya berbunyi. Adik saya menghubungi, intinya dia minta tolong saya untuk membantu mendampingi anaknya (yang berarti keponakan saya) belajar matematika. Sebentar lagi keponakan saya akan menempuh ujian akhir tingkat SD. Dan karena kesibukannya, adik saya tidak bisa mendampingi anaknya belajar secara intensif. Saya pun menyanggupi. Pikir saya, ah cuma pelajaran SD pasti mudah saja. Terlebih saya dulu lama bekerja di sebuah bimbingan belajar di kota Jogja, bahkan dipercaya sebagai pengelolanya. Jadi masalah kurikulum dan bedah kisi dulu menjadi keseharian saya. Tapi, itu terjadi sudah cukup lama, sekitar 5 tahun yang lalu...😀
Di hari yang disepakati berangkatlah saya ke rumah keponakan untuk mendampinginya belajar sekaligus silaturahmi. Dan setelah basa-basi, pelajaranpun dimulai. Awalnya semua lancar saja, soal-soal bisa saya jelaskan cara penyelesaiannya dengan mudah. Hingga kemudian sampailah kami ke soal yang membahas tentang perbandingan bertingkat. Dalam soal diketahui perbandingan umur bapak dengan ibu, dan perbandingan umur bapak dengan anak. Kemudian diketahui jumlah umur ketiganya, maka selisih usia ibu dan anak adalah berapa.
Agak lama saya berhenti di soal ini. Meskipun akhirnya saya bisa menyelesaikan, tetapi saya sempat deg-degan juga. Khawatir tidak bisa menyelesaikan, karena pasti saya akan malu sekali, seorang sarjana eksakta dari universitas negeri di Jogja tidak bisa mengerjakan soal matematika untuk kelas 6 SD. Apa kata dunia...😅 hihi.
Cerita di atas sekedar sharing pengalaman saja. Betapa ilmu yang kita miliki jika tidak kita gunakan salah satunya dengan cara diajarkan kepada orang lain bisa hilang. Membagi ilmu yang kita miliki adalah salah satu cara paling mudah untuk meningkatkan kemampuan diri sekaligus menabung kebaikan dengan cara yang gampang. Karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dan tidak jarang berbagi itu dapat membuka peluang.
Seperti cerita saya di atas. Niat awal saya adalah mendampingi belajar ponakan, tetapi akhirnya banyak orang tua dari teman-teman keponakan yang meminta saya untuk mendampingi anak-anaknya belajar. Dan untuk itu mereka mau memberikan imbalan. Lumayan kan? Itung-itung untuk mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi mengajar yang lama saya tinggalkan. Itulah salah satu contoh kecil hikmah atau kebaikan berbagi yang saya alami.
Berbagi Ala Ibu Rumah Tangga
Sering kita merasa kecil hati, menjadi ibu rumah tangga akan mengurangi kesempatan kita untuk berbagi. Apalagi bagi ibu rumah tangga full time yang tidak punya penghasilan. Padahal sebenarnya berbagi tidak harus berupa materi. Berbagi pengetahuan dan keterampilan juga merupakan salah satu cara berbagi.
Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti kita tidak bisa berbagi. Dengan keahlian yang kita punya, kita tetap bisa menebar kebaikan. Berikut 3 contoh berbagi ala ibu rumah tangga yang bisa kita lakukan :
1. Berbagi makanan
Umumnya ibu-ibu, memasak adalah salah satu keahlian kita. Nah, berbagi makanan dalam hal ini adalah nasi bungkus adalah salah satu kebiasaan yang bisa dilakukan. Menunya sama saja dengan hidangan yang dimakan keluarga. Jumlah porsi yang dibagi disesuaikan dengan kemampuan.
2. Ikut Bazar Barang Bekas
Beberapa komunitas sering mengadakan event ini. Kita bisa bergabung untuk turut berpartisipasi. Kegiatan ini bagus juga lho...untuk mengurangi barang-barang yang masih layak pakai menumpuk di lemari atau gudang kita. Harga yang dibandrol yang murah meriah saja. Nanti uang terkumpul bisa kita donasikan ke yayasan atau panti asuhan.
3. Berbagi keahlian memasak
Nah, bagi yang pintar memasak, bisa lho berbagi resep masakan. Atau melakukan kegiatan memasak bersama. Siapa tahu keahlian yang kita tularkan bisa menjadi jalan orang lain dalam mencari rejeki.
Jadi memang sudah seharusnya kita tidak takut berbagi, karena berbagi tidak akan membuat kita rugi. Karena setiap kebaikan yang kita berikan, meskipun hanya sebesar biji sawi, tetap akan diperhitungkan oleh Allah S.W.T.
***
Berbagi Bersama Dompet Dhuafa
Masih kaitannya dengan semangat berbagi, belum lama ini tepatnya pada hari Senin, 25 Maret 2019 berlokasi di Mezzanine Yogyakarta saya mengikuti sebuah event menarik dan sangat menginspirasi yakni peluncuran program #jangantakutberbagi dari Dompet Dhuafa.
![]() |
Doc.pri |
Program ini dilatar belakangi adanya fakta bahwa belum semua potensi zakat yang ada di Indonesia dapat direalisasi. Sebagaimana paparan yang disampaikan oleh Bapak Bambang Edi Prasetyo, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta dalam Laporan Tahunan Dompet Dhuafa tahun 2018 yang menyatakan bahwa jumlah potensi zakat masyarakat Indonesia di tahun 2018 adalah sebesar 17 trilliun per tahun, namun yang terealisasi melakukan zakat baru 6-8 trilliun per tahun.
![]() |
Pak Edy menyampaikan paparannya (doc.pri) |
Padahal kewajiban mengeluarkan zakat jelas ada dalam Al -Qur'an, sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al-Baqarah: 43 yang artinya : "Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku’.”
Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada keraguan di kalangan masyarakat untuk membayarkan zakatnya. Bisa jadi karena khawatir dananya disalahgunakan atau tidak sampai ke tangan yang berhak, bisa juga karena masih merasa harta yang dimilikinya belum cukup, sehingga belum mau mengeluarkannya. Padahal zakat itu selain mensucikan juga menumbuhkan.
Oleh karenanya jelang bulan ramadhan ini, Dompet Dhuafa bermaksud menebarkan virus kebaikan melalui program #jangantakutberbagi. Program ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar lebih peduli dan mau berbagi sesuatu yang dimiliki.
![]() |
Ibu Suci menjelaskan tentang program #jangantakutberbagi (doc.pri) |
Dalam event ini sengaja dihadirkan pegiat media sosial yakni Hanggini, Dhini Andromeda, dan Oghel Zulfianto yang berprofesi sebagai yutuber dan influencer. Mereka hadir untuk mengisahkan pengalaman-pengalaman mereka dalam berbagi dan menebar kebaikan melalui komunitas maupun media sosial.
![]() |
Mas Oghel, tengah berbagi pengalaman (doc.pri) |
Sedangkan untuk keraguan mengenai kredibilitas Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga pengelola wakaf, zakat, infak, dan sedekah yang bisa dipercaya, Dompet Dhuafa punya jawabannya...penasaran seperti apa? Simak cerita saya..
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmad dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial profetik.
Lembaga ini mengelola wakaf, zakat, infak, dan sedekah. Dalam memberi bantuan kepada penerima manfaat, Dompet Dhuafa tidak hanya memberi bantuan berupa modal tapi juga pendampingan teknis sesuai kebutuhan penerimanya.
Program pemberdayaan ekonomi yang dimiliki Dompet Dhuafa terbukti mampu mengangkat derajad dari para penerima manfaat. Karena Dompet Dhuafa memiliki program unggulan Muztahik Move to Muzaki (MMM), dimana diharapkan penerima manfaat (muztahik) bisa menjadi pemberi zakat (muzaki).
Lembaga ini mengelola wakaf, zakat, infak, dan sedekah. Dalam memberi bantuan kepada penerima manfaat, Dompet Dhuafa tidak hanya memberi bantuan berupa modal tapi juga pendampingan teknis sesuai kebutuhan penerimanya.
![]() |
Kinerja dompet duafa (sumber : swara cinta edisi 96, Februari-Maret 2019) |
![]() |
Penghimpunan dan penyaluran dana Dompet Dhuafa (sumber : Swara Cinta, edisi 96 Februari-Maret 2019) |
Dalam event launching program #jangantakutberbagi bersama bloger dan media yang diselenggarakan Dompet Dhuafa ini, hadir pula salah seorang penerima manfaat Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, yakni Mas Alan Efendi.
Mas Alan adalah seorang tokoh pemuda Gunung Kidul yang berhasil memberdayakan masyarakat di desanya dengan mengembangkan pengolahan Aloe Vera menjadi berbagai macam produk seperti dodol, minuman, dan kripik di bawah naungan UD Mount Vera Sejati. Dari usaha ini Mas Alan berhasil mengubah posisi dari penerima manfaat, menjadi wajib zakat.
![]() |
Produk dari UD Mount Vera Sejati (sumber : ig rv_aloeindustries) |
Cerita sukses dari Mas Alan ini salah satu contoh saja. Masih banyak cerita-cerita sukses yang bermula dari pendampingan ekonomi yang dilakukan Dompet Dhuafa. Termasuk juga cerita dari Dusun Plosorejo, Umbul Harjo, Cangkringan, Sleman yang berlokasi di lereng Merapi yang kemarin juga sempat kami kunjungi.
![]() |
Mendengar cerita Mas Dani pendamping desa binaan Dompet Dhuafa di Dusun Plosorejo (doc.pri) |
Dusun ini pada tahun 2010 terkena dampak erupsi Merapi dan masuk zona kuning. Meskipun bangunan secara fisik utuh, namun kegiatan ekonomi masyarakatnya lumpuh. Sehingga berdasar survey yang dilakukan Dompet Dhuafa menjadikan desa ini sebagai desa binaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni melalui usaha pemeliharaan sapi perah di tahun 2012.
Awalnya diberikan bantuan 10 ekor sapi perah. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan masyarakat dusun Plosorejo untuk mau memeliharanya. Terlebih awalnya mereka lebih familiar memelihara sapi potong. Sehingga tadinya mereka hanya mau memberi makan, tetapi tidak mau memerah susunya. Bahkan dari 10 ekor yang diberikan 1 ekor mati. Namun dengan kerja keras dari Mas Dani, pendamping dari Dompet Dhuafa akhirnya masyarakat menerima dan bersemangat memelihara sapi perah, sehingga progres produksi susu dari tahun ke tahun meningkat.
![]() |
Mencicipi susu segar dan camilan di dusun Plosorejo (doc.pri) |
Akhirnya ditahun 2015 jumlah sapi perah di dusun ini mencapai 30 ekor, dan berdasar evaluasi dari Dompet Dhuafa, dusun ini kemudian diberi program MMM (Muztahik Move to Muzaki) dengan diberi tambahan bantuan 70 ekor sapi. Dan saat ini jumlah sapi perah di desa ini mencapai lebih dari 200 ekor, dengan rata-rata 1 orang dalam kelompok binaan tersebut mememelihara 13 ekor sapi. Dampak positif perubahan ekonomi warga dusun ini jelas kentara. Desa yang masyarakatnya semula kehilangan mata pencahariannya kita bangkit dan menjelma menjadi sebuah desa mandiri dan menjadi desa wisata edukasi sapi perah yang banyak memperoleh kunjungan dari luar daerah.
![]() |
Melihat salah satu kandang sapi di dusun Plosorejo (doc.pri) |
Dua cerita sukses dari para penerima manfaat dari Dompet Dhuafa ini mudah-mudahan menginspirasi, dan semoga semakin banyak lagi masyarakat miskin berpotensi yang memperoleh manfaat melalui program pemberdayaan ekonomi dari Dompet Dhuafa ini, sehingga dapat meningkatkan derajad hidupnya.
Dan mari kita turut berperan serta mewujudkannya dengan menyalurkan donasi atau zakat kita ke Dompet Dhuafa. Karena Dompet Dhuafa menjadikan "berbagi" yang kita lakukan menjadi lebih mudah, bermanfaat, dan bermakna.
Apalagi untuk berdonasi di Dompet Dhuafa sangat mudah, semudah menggerakkan jari. Karena bisa kita lakukan secara online dengan berbagai metode pilihan pembayaran dan kitapun bisa memilih jenis serta jumlah donasi yang akan kita lakukan.
![]() |
Tampilan pembayaran via online |
![]() |
Ada berbagai pilihan cara pembayaran |
Jadi #jangantakutberbagi bersama Dompet Dhuafa. Karena bersama Dompet Dhuafa, kita akan terlibat dalam mengentaskan kemiskinan dan upaya membangun bangsa Indonesia untuk lebih maju. Berbagi juga akan menjadi lebih bahagia, karena melihat banyak senyum dari para penerima manfaat yang menjadi lebih mandiri dan berdaya karena bantuan yang telah kita berikan.
Selain itu, Dompet Dhuafa memberikan laporan rutin dan update informasi yang transparan yang memberikan kita keyakinan bahwa apa yang tah kita bagikan bukan hanya menuntaskan kewajiban tetapi benar-benar tepat sasaran. Jadi yuk, tunggu apa lagi, mulai hari ini dan seterusnya mari kita tularkan semangat #jangantakutberbagi di seluruh pelosok negeri.
Salam...
Catatan :
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Aku juga pengen berbagi ilmu, tapi belum bisa 😄 DD keren ya Mbak, program MMM-nya adalah bentuk win-win solution 👍
ReplyDeleteHihi..iya, masih sibuk sih...
DeleteBetul, program MMM memotivasi si penerima manfaat agar sungguh-sungguh menjalankan usahanya..
Jangan takut berbagi, berbagi nggak akan menjadikan kita miskin :)
ReplyDeleteIya...malah jadi semakin berkah karena hati tenang...
Deletedengan berbagi kita bisa belajar tentang banyak hal. :)
ReplyDeletetidak menjadi rugi juga kalau kita berbagi dengan orang lain :)
Betul...berbagi membuka pintu silaturahmi dan rejeki..
Deleteyup jangan takut berbagi karena rezeki akan terus ditambah. wah sekarang jaman canggih ya bayar zakat, sedekah dan beramal sudah bisa online jadi semakin memudahkan bagi oarang2 yang ingin berbagi
ReplyDeleteBetul...semakin banyak kemudahan, semoga semakin banyak yang tergerak untuk membayar kewajibannya...
DeleteBerbagi kepada sesama, ibarat investasi pada diri sendiri :))
ReplyDeleteBetul...menambah barokah juga..
DeleteTepat sekali. Berbagi gak akan bikin rugi. Malah menentramkan jiwa.
ReplyDeleteIya mb...janji Allah kalau kita meringankan beban orang lain, kita pun akan dimudahkan..
DeleteTangan diatas lebih baik drpd tangan dibawah, mari kita berbagi untuk sodara2 yang kekurangan
ReplyDeleteSepakat mb...
DeleteWah inspiratif banget nih, lidah buaya nya ditanam di lahan di kampung selain bisa dibuat minuman juga mengundang wisatawan buat berwisata juga ya, artinya nanti sebagai pemasukan juga buat warga desa di sana.
ReplyDeleteBenar, jadi desa wisata edukatif akhirnya ..
DeleteJangan takut berbagi, bahkan Allah janjikan gantinya hingga sepuluh kali lipat ya. Dan berbagi tidak melulu dalam bentuk materi ya, bisa dalam bentuk ilmu yang bermanfaat juga. Thanks mba sharingnya 😊🙏
ReplyDeleteIya...berbagi senyum pun juga sedekah...sungguh Allah maha baik...
DeleteSaya pun berdoa untuk diri sendiri agar tidak pernah takut berbagi.. lewat pintu mana pun.. dan berapa pun jumlahnya Amin...Semoga semakin banyak yang merasakan manfaat Dompet Duafa ya
ReplyDeleteAamiin...smg kita selalu diringankan untuk selalu mau berbagi..
DeleteAcara keren nih, Klo di kota lain bisa diadain gak yah?
ReplyDeleteDuh, kurang tahu..tapi harusnya bisa...wilayah jangkauan DD kan luas...
DeleteEmang bener mbak itu dia seninya berbagi. Bukannya ngurangin malah nambahin. So jangan pernah takut untuk berbagi
ReplyDeleteBetul sekali...berbagi juga menenangkan hati...
Deleteberbagi itu hal yang di anjurkan, dan bukan semata-mata karena ingin mendapatkan pahala
ReplyDeleteBetul...wujud ketaatan kita
DeleteSemoga makin banyak orang yang mau berbagi dan berbuat rejeki baik ya 🙏
ReplyDeleteAamiin..terima kasih sudah mampir...
DeleteDulu awalnya mulai belajar sedekah dari kumpulin dana untuk tenan yg kena musibah, sekarang lebih luas lagi manfaat sedekah hingga zakat
ReplyDeleteKeren mb....bisa karena biasa ya...
DeleteThe power of sedekah itu sangat besar ya.. semakin banyak kita ikhlas berbagi semakin berlipat ganda pahala kita
ReplyDeleteBetul...dan semakin tenang pula hidup kita..
DeleteHarus dilakukan nih, berbagi itu indah, berbagi itu bermanfaat banget untuk harta kita.
ReplyDeleteBetuk, kelak harta kita yang akan membantu kita adalah yang disedekahkan ini..
DeleteYupz! Dengan berbagi, kita telah menebar kebaikan dan keberkahan bagi orang lain. Dan timbal baliknya, mereka akan mendoakan kebaikan bagi kita. Dan Allah akan memberikan keberkahan hidup. Insya Allah.
ReplyDeleteSemangath berbagi!
Betul mb...semua kembali kepada kita...
DeleteBener banget ga ada ruginya berbagi karena malahan nambah banyak hal ya. hihi
ReplyDeleteBenar mb...
DeleteSekarang mau berdonasi bisa online, tinggal pencet2 jari, memudahkan kita banget. semoga banyak yang tergerak hatinya untuk turut serta ambil bagian membantu sesama :)
ReplyDeleteBetul mb, tinggal niat kita saja ya...
Deleteterinspirasi banget nih mbak baca tulisannya, sayangnya masih sering sayang sendiri kalo berbagi ya
ReplyDeleteIya mb...suka sayang ya mb...
DeleteSetuju banget mba..jangan takut berbagu dgn sesama..apalagi berbagi ilmu dan berbagi dgn org lain yg lbh membutuhkan. Dan beruntunf sekali skrg ada sompet dhuafa yg bisa memfasilitasi
ReplyDeleteYup...berbagi yang kita punya, biat berkah...
DeleteWah, sayang sekalinya padahal potensi zakat Indonesia sangat tinggi. Semoga dengan adanya gerakan ini, banyak yang ga takut untuk berbagi lagi ya :)
ReplyDeleteBetul...karena semua kembali kepada diri sendiri..
DeleteMoga-moga akan banyak lagi lahir mas-mas alan lainnya dan seperti juga suksesnya saudara kita di wilayah bekas erupsi gunung Merapi dengan Jangan Takut Berbagi Dompet Dhuafa
ReplyDeleteAamiin...
Deletewaini, yang sudah mencicipi susu segar langsung dari peternakannya.
ReplyDeleteEnak mb...segerr.. 😀
DeleteIya berbagi tak akan pernah membuat kita rugi ya mbak.. Acara yg amat kereeen mana kudapannya juga ciamik pisan yaa mbak
ReplyDeleteBetul mb...iya, khas pedesaan ini mb...
Deletedompet dhuafa ini emang banyak program community developmentnya yaa, bener banget kak kalau gak boleh takut buat berbagi yaa
ReplyDeleteIya...biar hidup kita bermanfaat buat orang banyak...
DeleteBagus ni sosialisasinya DD
ReplyDeleteIya mb..menginspirasi..
DeleteBerbagi itu sejatinya bikin rezeki kita bersih karena memang sebagian dari rezeki kita itu adalah milik mereka yang membutuhkan
ReplyDeleteIya, memberikan apa yang menjadi hak mereka..
DeleteMba Sapti domisili Yogya ya, salam kenal.
ReplyDeleteDompet Dhuafa insya Allah sudah tidak diragukan lagi ya, sejak dulu bersama Republika selalu seiring sejalan mengadakan program sedekah, infak dan zakat. Masya Allah.
Iya mb...mbak hastin dari jogja juga?salam kenal yaa...
DeleteSetuju👍👍👍. Berbagilah maka kebahagiaan akan bertambah tambah🤗😊
ReplyDeleteSetuju mb..
DeleteMasyaAllah
ReplyDeleteKarena d stiap harta kita ada hak mereka y mb
Betul mb...dan harus kita tunaikan kewajiban kita
DeleteSetuju banget nih dengan tagline ini "jangan takut berbagi", karena sesungguhnya harta yang ada pada kita ada orang lain yang berhak juga. Sedekah akan menambah rejeki kita
ReplyDeleteIya mb, semoga semakin banyak yang termotivasi ya...
DeleteMasyaAllah, jadi makin mudah jika ingin menyampaikan kebaikan. Semoga kita bisa berbagi juga.
ReplyDeleteAamiin...
Delete"jangan takut berbagi" dalam hitungan matematika, apabila kita berbagi maka jatah kita akan berkurang, namun tidak dalam hitungan Allah SWT ya mbak. Hayuk mbak, semangat tuk berbagi!
ReplyDeleteIya, matematika Allah manakjubkan...
DeleteDari dulu Dompet Dhuafa jadi lembaga amil yang tepercaya. Banyak kegiatan dan distribusinya ke mana-mana. Berbagi makin bikin nambah, bukan sebaliknya Jadi buat apa takut berbagi. Betul?
ReplyDeleteSepakat..
DeleteSetuju mb, Jangan takut berbagi, tetap takutlah tidak bisa berbagi. Terma kasih mba sudah memberikan informasi jelas soal dompet dhuafa
ReplyDeleteSama2..smg bermanfaat yaa..
DeleteDengan bersedekah atau berzakat bukan menjadikan kita kekurangan kok yaa kak, malah akan menambah harta kita yaa
ReplyDeleteBetul kak...
Deleteberbagi itu tidak akan merugi, sebaliknya apa yang kita telah keluarkan akan diganti 2x lipat nilannya dari pemberian yang kita sedekahkah
ReplyDeleteBetul sekali...
DeleteSetuju banget mba sama tulisannya, karena apapun yang kita keluarkan, maka akan kembali lagi pada diri kita entah dalam bentuk apapun itu. Jadi, enggak usah takut kere ya mba, toh kita punya Allah yang Maha Menjamin Rezeki. Tjakeep
ReplyDeleteBetul sekali mb...
Deletedengan berbagi, maka reki kita akan berlebih dan barokah
ReplyDeleteberbagi lewat dompet dhuafa juga salah satu yang bisa dilakukan
Aamiin...
Deleteberbagi harta bisa atau berbagi ilmu juga bisa ya mba, dan ga akan berkurang tapi malah menambah nikmat dan syukur
ReplyDeleteBetul, berbagi kebaikan yang kita punya..
Deletesetuju, karena amal inilah yang akan menemani ketika kelak dipanggil Yang Maha Esa
ReplyDeletebukan rumah pakaian atau perhiasan
Bagus sekali tulisannya, karena nsudah mengingatkan
Iya mb...harta yang disedekahkan yang akan membantu kita...
DeleteTeng berbagi memang harua jadi kebiasaan terutama umat islam. Harta yang dimiliki tak tentu selamanya dipegang
ReplyDeleteBetul...
Deletethe power of berbagi, aku suka banget karna berbagi gaa harus materi bahkan ilmu pun bisa kita bagikan
ReplyDeleteIya, semua bisa kita bagi asal kita peduli..
DeleteWah kegiatannya bermamfaat banget ya mbak. Selain menginspirasi karena banyak cerita sukses UMKM yang merangkak dari bawah, kita juga diajak utk berbagi kepada org2 di sekitar kita
ReplyDeleteBetul mb...mksh sdh mampir.
DeleteSemoga ke depan nanti makin banyak yang seperti Mas Alan ya, dari penerima manfaat naik tingkat jadi wajib zakat.
ReplyDeleteAamiin...
DeleteMb..klo soal matematika, aku trimo ngaku sama anakku.."ibu banyak yang ga bisa klo mtk" 😀
ReplyDeleteSoal berbagi, sepakat. Nggak miskin karena berbagi, yang ada malah nambah. Nambah teman, nambah sodara juga.
Dirimu kan iso ngeles, ibu dulu kuliah di ips...hihi..tapi memang angel soal2 cah saiki...kudu sinau sik..
Delete.
Betul, hikmah berbagi banyak banget..
Sepakat sekali. Dengan berbagi tidak akan mengurangi rezeki kita.
ReplyDeleteSalam
www.kidalnarsis.com
iya, setuju...malah memperlancar rejeki.
DeleteSepakat mba,memang kita gak boleh takut bernagi,karena sejatinya semakin banyak yang dibagi,semakin banyak yang didapat,sepakat? Hehe.
ReplyDeletebetul mbak...:)
DeleteKunjungan pertama, dapat info sedap apalagi bakso bakar
ReplyDeleteSalam kenal, boleh saling follow ga?
Evi
Hihi... Ini tentang berbagi mb... Bukan tentang bakso.. 😅
DeleteO.O...Saya barusan ngecek lagi...hihihi, nyekrolnya otomatis ke paling bawah setelah asik baca dan liat-liat foto, mestinya komen ini di "Berkenalan Dengan Bakso Bonanza, Bakso Lezat dan Sehat Tanpa Pengawet"
DeleteMaaf ya mbak Sapti jadi bingung
Hihi.. Iya mb... Btw salam kenal juga.. Yuk saling follow... Done follow blognya ya... 😉
Delete