Mengajarkan Sopan Santun Bagian dari Pendidikan Karakter Anak

Sopan-santun
Design by : canva

Sering secara tidak sengaja kita mendengar keluhan yang mengatakan kalau anak sekarang kurang memiliki sopan santun. 

Kegagalan penanaman kebiasaan baik di usia dini sering dijadikan kambing hitam. Memang menanamkan sopan santun dan juga moral paling pas dilakukan di masa golden age yakni di usia 0-6 tahun. Karena di usia tersebut, kemampuan anak menyerap informasi mencapai 80%.

Pengertian Sopan Santun

Sopan santun diartikan sebagai norma atau peraturan yang berlaku sebagai hasil dari pergaulan di masyarakat. Norma kesopanan ini berbeda-beda antara daerah satu dengan lainnya. Semua tergantung kebiasaan dan adat yang berlaku di setiap daerah.

Sopan santun perlu diajarkan sejak dini agar anak tahu bagaimana harus bersikap ketika bergaul dengan orang lain. Dan ini nanti berhubungan erat dengan kemampuan sosialisasi anak di masyarakat. Sehingga anak dapat bersikap dan bertindak dengan tepat dan diterima baik di masyarakat.

Memang tidak ada hukum yang positif yang secara tegas mengatur sanksi bagi orang yang dianggap melanggar sopan santun. Namun biasanya sanksi yang ada berupa sanksi sosial dari masyarakat. Dan dianggap orang yang tidak tahu tata krama. 

Tentu kita tidak ingin anak kita memperoleh cap demikian. Oleh karena itu sopan santun harus dikenalkan di usia belia. Dan keluarga adalah pihak yang memiliki tanggung jawab paling besar dalam menanamkannya, baru  kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat.


Sopan-santun
Orang tua bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter anak (sumber : pixabay)

Beberapa hal mendasar yang perlu diajarkan dalam sopan santun diantaranya menghormati orang tua, menerima sesuatu dengan tangan kanan, mengucapkan terima kasih ketika memperoleh bantuan, tidak menyerobot antrian, dan lain sebagainya. 

Tidak mudah menanamkan sopan santun pada anak. Perlu pembiasaan yang dilakukan terus-menerus dan berulang. 

Hal Lain Yang Juga Penting Untuk Diajarkan

Selain sopan santun, hal-hal mendasar lainnya yang juga penting diajarkan kepada anak adalah :

1. Nilai-nilai religius

Sebagai pondasi dasar, nilai-nilai religius sangat penting untuk ditanamkam. Agar anak memiliki pedoman dan pegangan dalam hidupnya.

Rasa takut, cinta, dan taat kepada Tuhan harus mulai dikenalkan sejak dini. Mengenalkan hal-hal baik yang diperintahkan dan hal-hal buruk yang dilarang Tuhan, harus diajarkan. Agar nanti ketika dewasa, anak-anak dapat hidup sesuai dengan tuntunan agama yang dianutnya.


Sopan-santun
Menghargai kawan bagian dari pendidikan karakter anak (sumber : pixabay)

Selain itu menanamkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan juga perlu ditekankan. Agar anak-anak terbiasa hidup dalam keberagaman.

2. Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab perlu diajarkan kepada anak sesuai tahapan usianya. Dimulai dari tanggung jawab terhadap barang-barang atau mainan yang menjadi miliknya, membereskan tempat tidur, peralatan sekolah, dan meningkat kepada hal-hal lainnya. 

Menanamkan rasa tanggung jawab akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan dan dapat diandalkan.

3. Kemandirian

Memberikan anak kepercayaan untuk melakukan sesuatu akan melatih sikap mandiri dan rasa percaya diri.  Sikap mandiri pada anak akan membuat mereka siap menghadapi tantangan di masa depan. 

4. Berani meminta maaf

Hal ini penting untuk diajarkan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang peka dan tidak menang sendiri. 

Sikap ini akan memudahkan anak untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain.

5. Tolong-menolong

Ini penting untuk melatih kepekaan sosial anak. Memiliki empati dan simpati terhadap sesama. Sehingga ketika dewasa mereka tidak tumbuh menjadi pribadi egois dan individualis.

Tiga kata ajaib yakni terima kasih, tolong, dan maaf harus menjadi hal yang  biasa diucapkan oleh anak ketika menerima bantuan, meminta bantuan, dan melakukan kesalahan.

Dan yang terpenting untuk dapat menanamkan karakter baik kepada buah hati, mereka butuh sosok panutan. Contoh teladan dari kita sebagai orang tuanya lah yang diperlukan untuk dapat mewujudkannya.
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

25 komentar

  1. Betul Mbak, anak2 jaman now rasanya kurang banget sopan santunnya kepada yang lebih tua. Mungkin pengaruh pergaulan modern juga ya.

    BalasHapus
  2. contoh atau teladan dari orang-orang sekelilingnya, terutama orangtuanya, itu paling efektif selain juga kita tanamkan secara verbal ya...

    BalasHapus
  3. Pelajaran sopan santun dan karakter adl hal yg perlu diajarkan kepada anak sejak dini. Dan bukan hal yg mudah bagi orang tua utk bisa mengajarkan kepada anak. Aku setuju bahwa org tua adalah contoh bagi anak anaknya.

    BalasHapus
  4. Semoga kita bisa jadi teladan yang baik ya mba untuk anak-anak kita. Minimal sama-sama mau belajar sama anak untuk lebih baik kita. Amin. Semangat belajar

    BalasHapus
  5. Saat ini sopan santun sering diabaikan diajarkan ya Mbak.
    Seperti hari ini, saya naik bis MiniTransjakarta. Di paling depan di kursi tunggal ada cowok -kayaknya usia mahasiswa- lalu ada seorang nenek baru naik dari halte, berdiri di depannya, cowok itu diam aja. Cua ngelihatin si nenek yang sempoyongan. Saya yang duduk di deret hampir belakang mau ngasih kursi jadinya. belum sampai saya teriak, petugas tiket datang dari belakang dan minta cowok itu ngasih tempat duduknya ke nenek itu
    Kejadian seperti ini sering bangets
    Sopan santun sudah ditinggalkan dan ini reminder bagi kita sebagai orang tua

    BalasHapus
  6. Paling susah jadi teladan buat ponakanku. Terkadang suka lupa gak jaim didepannya hehehe tapi segera bisa dikoreksi sih dengan minta maaf, agar mereka juga belajar soal semua orang bisa melakukan kesalahan, dan itu gak papa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, harus tarik ulur mmg dengan anak. Agar mereka tahu bagaimana harus bersikap dan bisa menempatkan diri

      Hapus
  7. Kalo kata emak-emak kekinian mah bukan sopan santun lagi ya mba, tapi sopan santuy, kekeke. Adab satu ini penting banget buat kita terapkan ke anak. Anak yg sopan santun jadi kesayangan semua oraaaaaang :D

    BalasHapus
  8. Jarang sekali liat anak-anak yang kalo lewat di depan orangtua membungkukkan badan seperti saat kita sekolah dulu. Bahkan beberapa siswa di SD Islam yang mahal berani ngomong ke gurunya

    "Ustadzah itu dibayar pake uang sekolah kami!"
    Degradasi moral besar-besaran.
    Perubahan tidak bisa dari sekolah, namun dimulai dari rumah kita..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb, ngeri ya...betul, harus dimulai dari rumah..

      Hapus
  9. Saya setuju, Mbak Sapti, kalau anak zaman now sopan santunnya kurang. Beda dengan anak zaman old hehehe. Contohnya pas saya duduk di stasiun kereta, ada remaja mau duduk di kursi kosong, bilangnya, "Misi, dong!"
    Harusnya kan dilihat dengan siapa dia bicara.
    Lalu pas ke sebuah curug, itu ada 12 remaja di sana. Pas gerimis mereka duluan pergi. Tidak satupun yang bilang, "Duluan, Pak!" hahaha.

    Jadi setuju, kalau soal sopan santun ini harus terus diterapkan pada anak-anak. termasuk dari usia 0-6 tahun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, begitulah..sepertinya sepele. Tapi itu membuat orang disekitarnya nyaman...

      Hapus
  10. Topiknya menarik banget, anak belajar dari apa yang diajarkan atau tidak diajarkan orang tua dan keluarga terdekat di rumah.Anak yang terbiasa apa - apa aja dibolehin atau segala omonganya dianggap lucu dengan mudah tidak bisa menjaga sopan santun di tempat umum

    BalasHapus
  11. Pendidikan karakter memang harus dari keluarga, ya Mbak. Yang pertama dari ibu. Maka ibu juga harus belajar. Jadi ia akan menjadi contoh. Jika melakuan kesalahan, harus buru2 minta maaf, misalnya. Jadi anak tahu cara minta maaf. masih banyak lagi.
    Semoga anak cucu kita sopan dan santun, ya. Aamiin

    BalasHapus
  12. iya, harus diterapkan di rumah. minimal dengan verbal. mengucapkan "minta tolong, terima kasih, maaf"
    dari diri kita kepada si adik kecil
    lama-lama akan terbiasa

    BalasHapus
  13. Dalam hal ini jika ada anak yang tidak sopan kepada orang lain atau bahkan kepada orang tua sendiri,sebenarnya memang tidak serta merta anak yang disalahkan.

    Coba sebagai orang tua renungkan,apa yang salah dari pola asuh kita.
    sudah tepatkah kita membimbing anak,atau sudah kah kita mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak.
    Disini memang banyak sekali contoh kasus yang selalu kita lihat, anak sejatinya harus kita bimbing dan ajarkan bagaimana cara ber tutur kata dengan yang lebih tua, bagaimana ketika hendak pergi atau pulang kerumah,dll.
    yang harus dicontohkan sejak dini agar kelak sudah terbiasa

    BalasHapus
  14. Memang yaa ngajarin anak-anak moral dan akhlak yang baik memang susah susah gampang euy. Paling bagus yaa saat mereka balita itu. Hiks sedih deh kalo ngomongin akhlak anak

    BalasHapus
  15. Bener banget nih mba.. sopan santun itu penting bgt diajarin ke anak2 skrg. Biar lebih pubya etika. Krn di komplek rumahku hampir semua anak2 ABG itu kayanya ga pernah diajarin sopan santun deh dulunya. Entah emg ga diajarin apa ga miudeng apa gimana gt ya. Mereka itu kuramg sekali rasa hormat sm org tua. Makanya aku paatikan nih anak2 aku dpt didikan kesopanan dan kesantinan thd org lain..

    BalasHapus
  16. Setuju nih mbak. Sekarang banyak yang ngeluh kalau anak anak gen Z kurang bagus attitudenya. Ga hormat dan sopan dengan orang lain di sekitarnya. Mungkin karena pengaruh tontonan dan social media jugaa yang makin nilai-nilainya bebas.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter