Cek Fakta Kesehatan, Cara Bijak Tangkal Hoaks

Perhatikan gambar berikut ini...  Apa reaksi teman-teman setelah melihatnya? Beberapa mungkin langsung percaya. Sebagian lagi mungkin sebaliknya. 
 

cek fakta kesehatan
Percayakah gambar berikut ini ? (Sumber : workshop Tempo)

Kepercayaan seseorang terhadap suatu berita, memang tergantung beberapa hal. Yang bila tidak hati-hati akan membuat kita mudah termakan berita bohong atau hoaks. 

Hal-hal tersebut diantaranya adalah terlalu mengagungkan atau membenci orang, anggapan kelompok seberang tidak layak untuk dipercaya, anggapan sering muncul di lini masa sama dengan benar, dan adanya bias perasaan.

Padahal di era serba digital seperti sekarang, di mana gelombang arus informasi sedemikian derasnya, kemampuan untuk mensortir berita dan bersikap kritis terhadap informasi yang kita terima harus kita punya. Agar kita tidak percaya hoaks dan menjadi penyebar berita yang belum tentu kebenarannya.

Saat ini di mana kita tengah menghadapi masalah pandemi, hoaks mengenai masalah kesehatan juga banyak terjadi. Hoaks tentang kesehatan tentu berbahaya sekali. Karena kesehatan berkaitan langsung dengan nyawa manusia.

 

cek fakta kesehatan penting untuk tangkal hoaks
contoh hoaks tentang kesehatan (sumber : workshop Tempo)


Kembali ke foto yang saya tampilkan di atas. Meskipun kelihatannya meyakinkan, tapi jika kita cermati sebenarnya ada yang janggal dari foto tersebut. 

Seorang tokoh yang dikabarkan tengah kritis akibat penyakit covid, dan sedang didoakan oleh para kyai yang mendampinya. Apa yang aneh? Ya kedua kyai yang mendampingi terlihat tidak mengenakan baju APD. Sehingga bisa dipastikan jika foto yang disajikan adalah hasil editan, dan narasinya hoaks semata.

Untuk dapat mengidentifikasi kebenaran berbagai berita yang marak tersebar di sekitar kita baik itu melalui media online maupun media sosial memang tidak mudah. Kita perlu membekali diri dengan pengetahuan untuk dapat mengecek fakta yang sesungguhnya dari informasi atau berita yang kita terima. Tidak bisa langsung percaya begitu saja.


Untungnya pada tanggal 16-17 Juni 2021 lalu, saya dan beberapa kawan blogger berkesempatan untuk mengikuti Workshop Cek Fakta Kesehatan yang diadakan oleh Cek Fakta Tempo. Apa saja yang saya dapatkan di workshop yang saya ikuti ini, berikut rangkumannya. Semoga bermanfaat ya...

Tentang Workshop Cek Fakta Kesehatan

Workshop Cek Fakta Kesehatan merupakan kegiatan dari program Fellowship Global Health yang diselenggarakan oleh Cek Fakta Tempo bermitra dengan Facebook. Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari ini akan membekali peserta dengan pengetahuan baik teori maupun praktik tentang bagaimana cara memverifikasi kebenaran suatu berita dengan menggunakan beberapa tools


Nara sumber dalam workshop Cek Fakta ini ada dua. Yakni Ika Ningtyas, pemeriksa Fakta Tempo sekaligus trainer Cek Fakta AJI-Google News Initiative dan Siti Aisyah, seorang praktisi kesehatan dan Facebook’s Global Health FellowDalam workshop ini semua peserta bisa mengakses materi dan mengerjakan penugasan melalui LSM Tempo Institute. 

Melawan Mis/Disinformasi dan Malinformasi

Berita bohong yang beredar di sekitar kita ada beberapa kategori. Ada misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Kita harus paham dan bisa membedakan ketiganya.

 

nara sumber cek fakta kesehatan
Ika Ningtyas, Pemeriksa Fakta Tempo & trainer Cek Fakta AJI-Google News Initiative (doc.pri)

Misinformasi adalah berita tidak benar namun orang yang menerima dan menyebarkannya beranggapan bahwa informasi tersebut benar dan dapat dipercaya. 

Tidak ada niat buruk dari orang yang menyebarkannya, selain keinginan untuk berbagai informasi yang dirasa bermanfaat untuk yang orang lain juga.

Disinformasi adalah informasi yang tidak benar namun sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan tidak baik. 

Seperti untuk membohongi atau mempengaruhi masyarakat, bisa juga mengarah kepada fitnah untuk memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.

Malinformasi adalah informasi yang memiliki unsur kebenaran, namun disalahgunakan. Sehingga berakibat merugikan pihak lain. 

Berbagai ujaran kebencian, diskriminasi, maupun pelanggaran data pribadi, adalah contoh bentuk dari malinformasi.


Jenis Misinformasi dan Disinformasi

Ada berbagai bentuk penyajian berita misinformasi dan disinformasi yang harus kita ketahui, yakni : 

jenis mis dan dis informasi
macam misinformasi dan disinformasi (doc.pri)

1. Satire

Konten ini biasanya berisi sindiran atau parodi terhadap peristiwa yang terjadi. Konten ini dibuat untuk lucu-lucuan bukan untuk menipu. Namun kadang bisa ditangkap beda oleh orang yang tidak memahaminya.

2. Konten menyesatkan (misleding)

Biasanya merupakan berita pelintiran yang menyangkut sebuah kejadian atau individu.

3. Konten aspal

Seolah-olah beritanya benar padahal tidak. Misalnya saja berita tentang surat edaran yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi yang menggunakan surat dengan kop atau logo resmi padahal sebenarnya palsu.

4. Konten Pabrikasi

Konten yang sengaja dibuat untuk menyesatkan yang sama sekali tidak ada faktanya, atau 100% bohong.

5. Konten nggak nyambung

Konten ini biasanya antara judul, gambar, dan keterangan (caption) yang ada di dalamnya nggak nyambung. 

6. Konteksnya salah

Dalam hal ini isi atau konten yang asli dikaitkan dengan informasi lain yang salah. 

7. Konten manipulative

Dalam hal ini isi atau konteks asli dari berita dihilangkan. Akibatnya orang menangkap informasinya di luar konteks yang sebenarnya. Berita-berita kategori misininformasi dan disinformasi ini ada karena berbagai latar belakang. 

Diantaranya karena jurnalisme yang lemah, sekedar untuk lucu-lucuan, sengaja untuk tujuan memprovokasi, adanya keterpihakan (partisanship), untuk mencari uang (clickbait), gerakan politik, hingga propaganda.

Cara Mengecek Kebenaran Suatu Berita

Cek fakta sebuah berita sangat penting, dan ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dan juga tools yang bisa kita gunakan. Diantarnya adalah :

Identifikasi situs penyebar berita

Biasanya berita bohong atau hoax disebarkan oleh situs abal-abal. Yang membuat informasi atau berita sekedar untuk mendapatkan uang. Menkominfo sendiri pernah pernah menyampaikan ada 900 ribu situs penyebar berita hoax. Untuk mengidentifikasi situs penyebar hoax berikut langkah yang bisa kita lakukan :

Cek alamat situs

Kita bisa mengeceknya dengan menggunakan sejumlah situs seperti who.is dan domainbigdata.comBiasanya situs resmi memuat identitas pasti, yang meliputi alamat, penanggung jawab, dan struktur organisasi yang jelas. Sebaliknya situs abal-abal tidak memuat secara detil alamat, maupun identitas kepemilikan dari situsnya.

website untuk cek situs
web untuk cek alamat situs (doc.pri)

Cek perusahaan media di Dewan Pers

Kita juga bisa melakukan pengecekan perusahaan media melalui direktori Dewan Pers. Yaitu melalui https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers. Meskipun ada juga beberapa media  kredibel yang tidak berbadan hukum.

Perhatikan detil visual

Ini penting, karena ada beberapa situs abal-abal yang meniru logo dari situs media mainstream.

Perhatikan iklan

Waspadai website dengan jumlah iklan yang banyak. Biasanya media abal-abal membuat berita untuk mencari click untuk memperoleh uang.

Perhatikan ciri atau pakem media

Seperti nama penulis tertulis jelas, cara penulisan tanggal di badan berita, hyperlink mengarah ke mana, nara sumber kredibel atau tidak, dan lain-lain.

Cek About Us

Pada halaman website media resmi, di bagian about us akan tertulis penanggung jawab, alamat, dan struktur organisasinya. Sedangkan pada situs abal-anbal, hal ini tidak dijumpai.

Waspadai judul sensasional

Pastikan membaca isi beritanya sampai selesai. Jangan hanya membaca judulnya saja. Jangan sampai terjebak berita clickbait. Yang antara judul dengan isi berita tidak nyambung.

Cek Situs Mainstream

Untuk memastikan kebenaran suatu berita dari situs non mainstream, kita harus membandingkannya dengan situs mainstream. Agar kita punya referensi dan tahu bagaimana media mainstream melaporkan atau menuliskan berita tersebut.

Cek keaslian berita

Ciri dari situs penyebar berita hoaks adalah mencuri konten dari situs lain. Sehingga kita perlu mengecek apakah konten yang terdapat di situs tersebut asli atau tidak.

Penting Cek Foto dan Video

Jangan langsung mempercayai foto atau video yang beredar. Karena semua dapat diedit. Foto bisa di sunting sementara keteranganatau narasi foto bisa diubah atau dihilangkan. Demikian juga dengan video. Peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa diberitakan terjadi di masa sekarang. 

Cara cek foto

Untuk mencari unggahan foto pertama dalam sebuah website, kita bisa menggunakan google reserve image, tineye, atau RevEye reverse image search

Caranya foto yang akan kita cek kita unggah (kita juga bisa memasukkan url dari gambar) dan kita lihat  hasil yang ada di sana. Selanjutnya cari unggahan yang paling awal dan baca keterangan yang ada di sana. Apakah sama dan relevan dengan berita yang disampaikan.


pentingnya cek foto
pentingnya verifikasi foto (doc.pri)

Cara cek video

Untuk mengecek kebenaran dari sebuah video, kita dapat menggunakan kata kunci di mesin pencari atau media sosial seperti youtube, instagram, twitter, atau facebook. 

Dapat juga kita kita mengcapture gambar pada video dan menggunakan bantuan reverse image tools untuk mencari sumber awal dari video. Kemudian cocokkan, apakah sesuai dengan narasi yang menyertai video.  

Selain itu kita juga dapat melihat ciri khusus yang tampak pada video. Seperti nama gedung, toko, bentuk bangunan, plat kendaraan, nama jalan, tugu atau monument, maupun bentuk jalan. Kemudian kita cari di mesin pencari untuk mencari tahu lokasi dari foto tersebut, dan cocokkan dengan narasi yang disampaikan. 

Apakah sesuai atau tidak. Yang terpenting kita harus menonton video dengan jeli dan teliti agar menemukan petunjuk detilnya.

 

pentingnya verifikasi video
metode verifikasi video (doc.pri)

Untuk meng-capture gambar pada video, bisa kita lakukan secara manual atau dengan menggunakan tools seperti invid. Invid ini memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya memiliki fitur fragmentasi video sekaligus reserve image tools. Invid juga dapat memfragmentasi video dari seluruh tautan media sosial dan fiel local. Dilengkapi pula dengan fitur untuk memeriksa meta data dan forensik foto.


Mengatasi Hoax Kesehatan Selama Pandemi

Selama pandemi ini, banyak sekali informasi yang beredar di masyarakat. Mulai di grup whatsapp hingga di media sosial. Isinya macam-macam. Dari cara pengobatan covid yang bisa dilakukan sendiri, hingga anggapan kalau covid adalah penyakit yang tidak berbahaya. Bahkan sebenarnya penyakit itu tidak ada.

 

nara sumber dua cek fakta kesehatan
Siti Aisyah, Facebook's Global Health Fellow (doc.pri)

Informasi yang banyak dan beragam yang membuat kita bingung untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak inilah yang diistilahkan dengan infodemik. Untuk melawan infodemik ini, platform digital harus dibuat lebih akuntabel, mis/disinformasi dapat dilacak dan diverifikasi, serta kemampuan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan. 

Diantaranya dengan mengetahui tata cara cek fakta seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Menurut survey dari BPS tahun 2020, sumber informasi yang banyak diakses masyarakat berkaitan tentang covid adalah melalui media sosial, televisi, dan juga whatsapp.

Mis/disinformasi kesehatan jika tidak diluruskan dapat berdampak pada kebingungan dan kepanikan masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, otoritas kesehatan, dan ilmu pengetahuan. 

Serta dapat menyebabkan demotivasi untuk mengikuti perilaku protektif yang dianjurkan, dan sikap apatis yang memiliki konsekwensi besar. Karena berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat yang sangat membahayakan bagi kesehatan bahkan berisiko menimbulkan kematian.


tahapan cek fakta kesehatan
tahapan untuk cek fakta kesehatan

Untuk cek fakta kesehatan sendiri, beberapa langkah yang kita lakukan adalah :

Cek sumber aslinya

Siapa yang menyebarkan informasi, dan dari mana mereka memperoleh informasi tersebut sangat penting untuk kita identifikasi.

Jangan hanya baca judul berita

Sering terjadi judul berita yang disebar tidak menggambarkan isi berita yang sebenarnya.

Identifikasi penulisnya
Ini juga penting untuk mengetahui kapabilatas dari pembuat berita. Apakah kredibel dan layak untuk dipercaya.

Cek tanggalnya

Pandemi covid ini merupakan sesuatu yang baru. Sehingga informasi yang ada selalu dinamis. Bisa jadi informasi yang dulu pernah beredar sudah tidak relevan lagi untuk saat ini. Misalnya saja mengenai penggunaan masker. Dulu yang wajib memakai masker hanya yang sakit. Sekarang baik sehat atau sakit semua wajib bermasker.

Cek bukti pendukung lainnya

Melalui sumber referensi terpercaya, yang diperoleh melalui website resmi institusi  atau organisasi kesehatan, diskusi dengan ahli, maupun berdasar jurnal ilmiah. Untuk jurnal ilmiah sendiri, ada yang sudah merupakan peer-review yang telah melewati proses evalusi dari pakar serta dianggap bisa menjadi standard, ada pula yang berupa pre-print. 



sumber referensi informasi kesehatan
sumber referensi informasi kesehatan (doc.pri)

Untuk kasus covid 19 ini, karena merupakan kasus baru banyak penelitiannya yang masih dalam kategori peer print atau belum melalui proses evaluasi pakar karena terbatasnya sumber ilmiah yang bisa dijadikan rujukan.

Cek bias 
Terkadang keterpihakan membuat kita tidak objektif, inilah yang harus dihilangkan.

Cek organisasi pemeriksa fakta
Cara ini relatif mudah dan aman. Kita bisa mengecek tulisan atau artikel yang kita baca melalui organisasi pemeriksa fakta baik lingkup nasional seperti melalui Cek Fakta Tempo atau lingkup internasional melalui AFP factcheck atau Washington postfactchecker.

Karena masalah kesehatan bukan masalah remeh, maka sudah selayaknya kita berhati-hati ketika menerimanya. Cek dulu kebenarannya, lakukan cek mandiri semampu yang kita bisa. Jika ternyata masih ragu, tanyakan kepada yang lebih paham atau minimal cek melalui organisasi pemeriksa fakta yang ada. 

Yuk, saring sebelum sharing. Mari bijak ketika menerima sebuah berita, untuk kebaikan kita bersama.

Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

6 komentar

  1. Mantap nih kak. Ilmu baru untuk cek hoax. Kadang aku nunggu temen ada yang klarifikasi itu hoax atau bukan hehehe

    BalasHapus
  2. Nah ini saat ini bnyak sekali berita hoax di media ya. Beruntung sekali bisa mengikuti workshop cek kesehatan selama 2 hari. Kita juga jadi tahu foto mana yang pertama diunggah di internet. Biasanya orang yang ga bertanggung jawab main asal comot foto dengan narasi yang diubah

    BalasHapus
  3. Sekarang banyak banget berita hoax yang beredar. Apalagi di WAG keluarga. Mau debat, takut dicoret dari KK, hahahaha.... Makasih lho ilmunya, saya jadi tau ternyata begitu toh cara cek fakta kesehatan yang real. Makasih ilmunya ya... Superb

    BalasHapus
  4. Wiwin | pratiwanggini.net15 Juli 2021 pukul 21.38

    Sedihnya tu kalo ada yang baru baca judul ehhh langsung dishare. Padahal ketika dibaca, antara judul dan isi ternyata enggak nyambung. Sekarang memang harus pandai-pandai memilih dan memilah berita-berita yang bertebaran.

    BalasHapus
  5. Jaman now kudu bijak ya kalau menerima pesan2 atau berita. Kudu cek dan ricek supaya tahu kabar tersebut hoax atau bukan. Nice artikel MB...makasih ya dah diingatkan..

    BalasHapus
  6. iya nih.. kerasa banget yaa kak sekarang ini kita ga cuma ngehadepin pandemi tetapi juga gelombang hoax. sedih rasanyaa.. semoga aja tulisan kakak ini bisa lebih banyak dibaca orang agar banyak yang bisa mengecek fakta pada berita dan pesan berantai tentang kesehatan

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter