Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif Bagi OYPMK dan Disabilitas

Praktik baik ketenagakerjaan inklusif
Diskusi Ruang Publik KBR

Tidak dapat dimungkiri di beberapa daerah para penyandang kusta dan OYPMK berada dalam kondisi buruk di bidang ekonomi dan sulit memperoleh akses untuk mendapat mata pencaharian yang layak. 

Hal ini ini disebabkan adanya stigma yang diterima para penyandang kusta dan OYPMK akibat pemahaman yang keliru tentang kusta di masyarakat. Di mana kusta dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan sangat mudah menular. 

Pada hakikatnya mereka mempunyai hak yang sama dalam mencari pekerjaan. Namun diskriminasi mereka alami karena dianggap tidak mandiri. 

Adanya UU No 8 tahun 2016 membuat para penyandang disabilitas dapat bekerja di perusahaan. Hanya saja akibat stigma yang dialami membuat mereka sulit beradaptasi. 

Lantas praktik baik ketenagakerjaan inklusif apa sajakah yang sudah dilakukan agar OYPMK merasa diterima di dunia kerja? KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia membahasnya dalam diskusi ruang publik dengan tema "Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif, Mengantar Mimpi OYPMK dan disabilitas". 

Diskusi ini menghadirkan narasumber Bapak Abdul Mujib, Ketua Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon (FKDC) dan Bapak Antony Ginting, Recruitment and Selection Manager HO Alfamart

Peran FKDC Mendorong OYPMK dan Disabilitas Masuk Dunia Kerja

Mengawali diskusi, Bapak Abdul Mujib memberikan penjelasan mengenai FKDC berikut visi dan misinya. FKDC atau Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon merupakan perkumpulan atau wadah bagi disabilitas dan OYPMK untuk saling berbagi pengetahuan berinteraksi, dan berbagi semangat serta motivasi antar anggota. 

Bapak Abdul Mujid dari FKDC
Pak Abdul Mujib dari FKDC dan host Rizal Wijaya 

Perkumpulan ini berdiri di bulan April 2007 dengan anggota berjumlah 285 orang yang terdiri dari disabilitas 235 orang dan OYPMK 50 orang. FKDC mempunyai visi terciptanya non diskriminasi dan kesetaraan bagi kalangan OYPMK dan disabilitas. Sedangkan misinya menciptakan kemandirian bagi OYPMK dan Disabilitas. 

Berkaitan dengan hak OYPMK dan Disabilitas untuk masuk dunia kerja, beberapa hal yang dilakukan FKDC untuk mendorong anggotanya masuk ke dunia kerja adalah :

  1. Meningkatkan rasa percaya diri dari para anggota melalui berbagai konseling. Karena harus diakui adanya stigma terutama pada OYPMK yang sering dialami membuat mereka menjadi tidak percaya diri dan sulit beradaptasi saat harus berhadapan dengan banyak orang. 
  2. Memberikan peningkatan soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, sosialisasi, kedisiplinan, dan lain-lain. 
  3. Melakukan kampanye kepada masyarakat terkait kusta dan hak-hak disabilitas agar stigma hilang. 
  4. Menginformasikan jika ada peluang kerja (Recruitment) bagi para OYPMK dan disabilitas. 
Hingga saat ini hasil nyata dari upaya FKDC untuk mendorong anggotanya masuk dunia kerja adalah sebagai berikut :
  • Sebanyak 21 orang berhasil diterima di Alfamart
  • Dua orang diterima sebagai PNS (guru SMk dan SLB)
  • Dua orang bekerja di PT Semen 3 Roda
  • Dua orang bekerja di perusahaan swasta lainnya.

Jika dilihat dari angka penyandang disabilitas dan OYPMK, angka tersebut terhitung masih kecil. Namun paling tidak pencapaian di atas memberikan harapan baru akan adanya peluang kerja yang bisa dimanfaatkan. 

Tinggal bagaimana semangat dari para OYPMK dan Disabilitas untuk mau meningkatkan kemampuan agar sesuai dengan kriteria yang disyaratkan. 

Praktik Baik Ketenagakerjaan Inklusif Alfamart

Sebagai narasumber berikutnya, Bapak Antony Ginting selaku Recruitment and Selection Manager HO Alfamart mengatakan, "Di Alfamart kesempatan kerja bagi OYPMK dan penyandang disabilitas diawali di tahun 2016. Yakni saat adanya aturan dari pemerintah yang mewajibkan minimal 1% dari jumlah tenaga kerja di sebuah perusahaan harus diisi oleh penyandang disabilitas termasuk OYPMK."

Pak Antony Ginting, Recruitment and Selection Manager HO Alfamart
Bapak Antony Ginting, Recruitment and Selection Manager HO Alfamart

Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi Alfamart yang mempunyai jaringan store yang sangat luas, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak. Sehingga angka minimal 1% ini menjadi hal penting untuk diperhatikan. 

Namun pada akhirnya tagline dari Alfamart "Dimiliki masyarakat luas" yang mempunyai makna dimiliki oleh semua orang tanpa melihat latar belakangnya, menjadi penyemangat Alfamart untuk melakukan recruitment karyawan dari kalangan penyandang disabilitas dan OYPMK. 

Dalam proses recruitment yang dilakukan, pihak Alfamart banyak melibatkan yayasan disabilitas dan sekolah atau universitas yang mempunyai pengetahuan tentang disabilitas. 

Proses recruitment bagi para OYPMK dan penyandang Disabilitas ini pada prinsipnya sama dengan recruitment yang dilakukan terhadap karyawan lain.  

Yang berbeda adalah metodenya yang disesuaikan dengan ragam disabilitas dari peserta recruitment

Termasuk juga kualifikasi yang dicari, disesuaikan dengan posisi dan penempatan calon karyawan. Apakah di office, depo, atau store. Namun ada satu syarat utama yang harus dipenuhi bagi calon pelamar dari golongan penyandang disabilitas dan OYPMK.

Yakni semangat dan mampu melakukan mobilitas secara mandiri. Hal ini berkaitan dengan lokasi dari Alfamart yang berada di banyak lokasi. 

Sedangkan soft skill lain yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, seperti menggunakan bahasa isyarat dan mampu memahami gerak bibir. 

Sementara untuk technical skill sudah ada S.O.P dari perusahaan yang metodenya telah disesuaikan dengan para penyandang Disabilitas dan OYPMK.

Penutup

Menutup diskusi, kedua narasumber menyampaikan closing statement. Menurut Pak Antony Ginting apa yang dilakukan oleh Alfamart ini masih sangat kecil dibanding dengan jumlah OYPMK dan disabilitas yang ada di Indonesia.

Namun diharapkan langkah kecil ini mampu menginspirasi dan mendorong pihak-pihak lain untuk melalukan hal yang sama. Memberikan akses kesempatan kerja bagi OYPMK dan penyandang disabilitas. 

Sementara pak Abdul Mujib menyampaikan pentingnya para OYPMK dan disabilitas untuk meningkatkan kapabilitas dengan terlebih dahulu mengenal dan menerima diri sendiri.

Karena hanya dengan mengenal dan menerima diri sendiri kita mampu menghadapi tantangan hidup termasuk menghadapi stigma. 

Yang terpenting hilangkan self stigma yang merasa diri terkucil dan tak berdaya. Hanya dengan cara demikian, peluang kerja yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

Dalam hal ini, peran dinas terkait untuk meningkatkan soft skill terkait kemampuan adaptasi, komunikasi, dan sosialisasi dari para OYPMK dan penyandang disabilitas sangat diperlukan. Agar ketenagakerjaan inklusif benar-benar dapat diwujudkan. 
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter